Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sebut Nama 'Wali Kota Solo yang Saya Cintai', Jokowi Disoraki...

        Sebut Nama 'Wali Kota Solo yang Saya Cintai', Jokowi Disoraki... Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Jokowi hadir di acara harlah PKB ke-25 yang bertempat di Stadion Manahan Solo, akan tetapi peserta acara itu tertawan saat orang nomor satu itu membacakan tamu per satu di acara tersebut.

        "Assalamualaiku wr.wb, yang saya hormati Ketua Umum PKB Gus Abdul Muhaimin Iskandar beserta ibu, yang saya hormati Ketua DPR RI Ibu Puan Maharani, yang saya hormati Menteri Pertahanan Bapak Prabowo Subianto, yang saya hormati para ketua umum partai dan Sekjen partai yang hadir bersama kita, Bapak Ketua Umum Golkar Bapak Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Bapak Zulkifli Hasan, yang saya muliakan para Kyai sepuh, para ulama para Kyai dan Ibu Nyai, yang saya hormati Ketua DPW Jawa Tengah Gus Yusuf, yang saya hormati para ketua DPW beserta jajaran ketua DPC bisa jajaran dan ketua DPRD se-indonesia yang hadir, Wali Kota Solo yang saya cintai," kata Jokowi mengawali pidato pembukaannya.

        Sontak atas ucapan 'Wali Koto Solo yang saya cintai' mendapat teriakan sorak dari para peserta, terlihat pula Gibran Rakabuming Raka hanya tersenyum-senyum mendengar pembukaan pidato dari ayahnya tersebut.

        Jokowi dalam kesempatan ini meminta agar Pemilu 2024 ke depan berlangsung aman dan damai. Sebagai mana Pemilu hakekatnya adalah pesta rakyat dalam berdemokrasi, maka yang menjadi harapan adalah pesta itu harus menggemberikan rakyat.

        Melihat Pemilu sebelumnya penuh gejolak, ia berharap agar ke depan Pemilu berjalan tertib dan aman serta menghasilkan pemimpin yang berkompeten.

        "Kita harus menjaga agar hasilnya baik, dan prosesnya baik, sudah sering kita dengar Pemilu pesta demokrasi, namanya pesta harusnya rakyat bersenang, bergembira. Tidak boleh ada ketakutan, tidak boleh ada pertengkaran," tambahnya.

        "Mestinya seperti itu, jangan ada berita bohong, fitnah, ujaran kebencian, utamanya di medsos, saya kok kalau baca geleng-geleng. Sama-sama saudara kok begini, apalagi atas nama agama, ini tidak boleh terjadi," tambahnya.

        Dia menilai dalam demokrasi, beda pilihan itu wajar terjadi dan tidak perlu dipertengkarkan, hingga ikatan persaudaraan pecah.

        "Demokrasi beda pilihan itu wajar, jangan bertengkar, jangan saling menjelekkan, setelah berkompetisi bersatu kembali, lha wong yang di atasnya saja, ketua-ketua partainya sering makan bareng, capres ngopi bareng, di bawah kok saling bertengkar, kita ini satu saudara, jangan lama-lama, setelah berkompetisi bersatu kembali," pintanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: