Survei yang dikeluarkan Survei Indikator Politik Indonesia menem[patkan Erick Thohir sebagai kandidat cawapres tertinggi (22,9%) mengungguli Ridwan Kamil (20,1%) dan Sandiaga Salahuddin Uno (17,5%).
Dari data Indikator tersebut Erick juga merupakan cawapres yang sangat diminati oleh calon pemilih generasi Millenials dan generasi gen Z.
Tingginya minat generasi Millenials dan generasi gen Z terhadap Erick dinilai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin Makassar Dr.Phil. Sukri, M.Si karena jarak psikologis mereka yang tak terlalu jauh.
Selain itu menurut Sukri, tingginya minat generasi Millenials dan generasi gen Z akan Erick lantaran ia kerap menunjukan gaya non formal disetiap kegiatannya. Gaya formal hanya ditunjukan oleh Erick pada saat acara resmi kenegaraan.
Selain gaya non formal yang seting ditunjukan Erick, gaya kepemimpinan yang tak banyak bicara dan lebih memilih kerja dinilai Sukri juga membuat nama Menteri BUMN ini diminati generasi Millenials dan generasi gen Z.
Sukri menilai generasi Millenials dan generasi gen Z saat ini tak suka melihat para politisi yang lebih banyak bicara daripada kerja. Sehingga pemilih muda saat ini tentu membandingkan Erick dengan politikus lain yang banyak bicara.
"Gaya seperti itulah yang diminati oleh generasi Millenials dan generasi gen Z. Sebab mereka tak terlalu menyukai gaya kepemimpinan yang formal dan tak banyak bicara. Keberhasilan Erick dalam memperbaiki sepak bola Indonesia juga memberi daya ungkit elektroral pada survei Indikator. Sepak bola tak hanya disukai generasi senior tetapi juga generasi muda," ucap Sukri.
Dengan masih jauhnya pelaksanaan pilpres, Sukri menduga elektabilitas Erick masih dapat terus merangkak naik. Terlebih lagi ketika Sandy atau Ridwan Kamil tak maju menjadi cawapres dari salah satu kandidat capres. Saat ini karena kandidat capres yang ada belum memutuskan nama cawapresnya, maka suara pemilih masih terbagi.
"Erick sangat berpeluang untuk bisa mendapatkan suara dari Sandy atau Ridwan Kamil ketika mereka berdua tak jadi maju menjadi cawapres. Sebab suara pemilih Erick sama dengan generasi pemilih Sandy maupun Ridwan Kamil,"kata Sukri.
Dari simulasi pasangan capres cawapres Indikator, pasangan Ganjar dan Erick merupakan yang sangat diminati oleh masyarakat.
Jika Ganjar nantinya disandingkan dengan Erick dan Ridwan Kami atau Sandy tak maju sebagai cawapres dari salah satu kandidat, menurut Sukri potensi kemenangan Ganjar Erick akan semakin terbuka luas.
"Mengacu pada data yang ada saat ini kemungkinan capres yang akan maju ada 3. Data dari Indikator menyebutkan baik Ganjar maupun Prabowo ketika disandingkan dengan Erick akan menghantarkan mereka masuk ke putaran kedua. Memang angka kemenangan yang paling tinggi ketika Ganjar disandingkan dengan Erick,"ungkap Sukri.
Sukri menduga yang membuat Ganjar Erick bisa memenangkan kontestasi pilpres 2024 mendatang karena harapan kedua pasangan ini mampu menjadi generasi penerus politik di Indonesia. Selain itu kedua pasangan ini dinilai memiliki chemistry yang sama.
"Kalau mereka berpasangan dinilai bisa saling melengkapi dan menutupi masing-masing pasangannya. Misalnya Ganjar yang berasal dari PDI Perjuangan sedangkan Erick berasal dari teknokrat. Selain itu Erick dinilai memiliki kekuatan kapital yang cukup besar untuk mendukung kampanye Ganjar, Ini dianggap pasangan Ganjar Erick ini pas. Meskipun Erick juga pas jika disandingkan dengan Prabowo," ucap Sukri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: