Jaga Daya Beli Masyarakat, Pengamat: Jangan Cuma Bansos, Fokus pada Konsumsi Jangka Panjang!
Konsumsi rumah tangga diketahui berkontribusi besar pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Karena itu, Kepala Pusat Ekonomi Makro dan Keuangan INDEF, M. Rizal Taufikurahman, berpesan kepada Pemerintah Indonesia agar konsumsi rumah tangga dijaga.
Menurutnya, meski indikator upah meningkat, sebagai salah satu faktor pendorong konsumsi rumah tangga, peningkatan upah relatif lebih kecil dari inflasi.
Baca Juga: Mau Jadi Negara Maju? Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah Indonesia
"Kalau kita lihat trennya, triwulan I, pertumbuhan memang didorong dari konsumsi, hampir 60% kontribusinya terhadap PDB. Bahkan, kalau kita lihat lagi, dari indikator income dan upah memang meningkat, tapi peningkatannya relatif lebih kecil dari inflasi," jelas Rizal, dikutip Selasa (25/7/2023).
Yang menjadi catatan, katanya, konsumsi masyarakat Indonesia punya tren yang makin turun. Agar konsumsi rumah tangga ini bertahan, bisa memberi kontribusi yang lebih besar dibanding triwulan I, kebijakan bansos yang berasal dari fiskal harus difokuskan pada hal yang bisa mendongkrak tidak hanya produksi yang produktif, tapi juga konsumsi.
"Konsumsi yang paling efektif memang yang long term, sustainable. Kalau bicara bansos kan itu short term. Yang long term harus dipersiapkan bagaimana penduduk ter-hire lapangan kerja dan kemudian mendapatkan upah dan sustain. Itu menjadi tantangannya," jelasnya.
Karena itu, kata Rizal, industri atau juga lapangan kerja yang bersifat padat karya menjadi kunci supaya konsumsi rumah tangga membaik dan meningkat.
"Catatan bagi pemerintah: fiskal harus bisa betul-betul menstimulus terhadap pertumbuhan dan laju pertumbuhan industri yang jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Puri Mei Setyaningrum
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: