Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati selaku Ketua Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) tengah mewaspadai potensi rambatan dampak global terhadap perekonomian dan khususnya sektor keuangan domestik.
"KSSK berkomitmen untuk terus melanjutkan perkuatan koordinasi dan juga sekaligus meningkatkan kewaspadaan terhadap perkembangan risiko global ke depan ini," paparnya, dikutip Selasa (1/8/2023).
Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Mantan Gubernur BI Usul Ubah Sistem Ekonomi Indonesia
Sri Mulyani mengatakan, International Monetary Fund (IMF) baru saja merevisi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3% dari sebelumnya 2,8% secara year on year (yoy) pada April 2023 lalu.
Sementara itu, Sri Mulyani juga menyampaikan, pertumbuhan ekonomi di negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa diperkirakan akan lebih baik dari proyeksi sebelumnya.
Di samping itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi RRT atau China tetap sama. Namun, kata Sri Mulyani, ada risiko tertahannya konsumsi dan investasi serta terhambatnya sektor properti yang harus diwaspadai.
"Untuk tekanan inflasi di negara maju juga masih akan relatif tinggi. Hal itu dipengaruhi oleh perekonomian yang lebih kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat. Lalu, The Fed juga masih menaikkan Federal Funds Rate (FFR) sebesar 0,25 basis poin," lanjutnya.
Berbagai kondisi tersebut, kata Sri Mulyani, kemudian berdampak pada aliran modal asing masuk ke negara berkembang, termasuk Indonesia. "Aliran modal ke negara berkembang akan lebih selektif, serta meningkatkan tekanan nilai tukar di negara berkembang, termasuk Indonesia," jelasnya.
Oleh karena itu, Sri Mulyani menilai, perlu adanya penguatan respons kebijakan sehingga risiko tersebut dapat ditangani dengan baik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: