Kerawanan Pemilu Disusupi Hoaks, Generasi Muda Harus Cek Kebenaran Berita
Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah dengan tema "Pendampingan Internet Pada Generasi Muda" pada Senin (14/8/2023).
Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Senior Product Manager, Anwar Sadat; Professional Public Speaker, Chika Audhika; serta Fahruddin D. Yambas, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprov Sulawesi Tengah.
Baca Juga: Etika Digital Melarang Konten yang Melanggar Kesusilaan
Indonesia sebentar lagi akan menghadapi pesta demokrasi atau Pemilu pada 2024. Pemilu kali ini masih dibayang-bayangi dengan hoaks atau berita palsu yang beredar melalui internet, di mana masyarakat saat ini mendapatkan sebagian besar informasinya.
Peningkatkan kemampuan literasi digital perlu dilakukan agar pengguna internet bisa memilah mana informasi yang benar. Survei We Are Social dan HootSuit di awal 2023 menunjukkan pengguna internet di Indonesia saja sudah mencapai 214 juta atau hampir 80 persen dari total penduduk.
Akan tetapi, jumlah tersebut belum sejalan dengan tingkat literasi digital masyarakat karena menurut data BPS pada 2018 dari tiga subindeks, Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, subindeks keahlian dengan skor paling rendah menurut data yang dirilis 2019.
Apalagi tak semua di internet hal-hal positif, ada pula konten negatif, dan hoaks. "Ada kerawanan penyebaran hoaks maupun propaganda saat masa Pemilu," ungkap Fahruddin D. Yambas, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprov Sulawesi Tengah, saat menjadi narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah, Senin (14/8/2023), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.
Secara lengkap, ia menyebut ada kerawanan Pemilu yang bisa berupa politik identitas terkait SARA, perilaku negatif kandidat dan pendukung, hoaks dan propaganda, politik uang, serangan siber, hingga perselisihan hasil Pemilu. Oleh karena itu, agar dapat memahami dampak kehadiran internet, perlu melihat potret penggunaan internet di Indonesia.
Media sosial sebagai lahan subur tempat hoaks bersarang, tetapi jika penggunanya memiliki kecakapan digital dalam memfilter informasi, tentu hoaks bisa diminimalisasi. Lebih jauh, Fachruddin berharap generasi muda sebagai penerus bangsa bisa lebih skeptis terhadap informasi yang beredar di internet dengan mengecek kembali kebenarannya sebelum memercayai atau membagikan ulang.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website literasidigital.id atau event.literasidigital.id, atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan Youtube Literasi Digital Kominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: