Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Didominasi Gen-Z, Ini Cara Hypernet Rekrut Talenta IT, Sales, dan Marketing

        Didominasi Gen-Z, Ini Cara Hypernet Rekrut Talenta IT, Sales, dan Marketing Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perusahaan penyedia jasa internet dan managed services naungan XL Axiata, Hypernet Technologies mengungkapkan bahwa kebanyakan talentanya didominasi oleh generasi Z (Gen-Z). Mengapa demikian dan bagimana cara perusahaan menggaet talenta IT, sales, dan marketing?

        CEO Hypernet Technologies, Sudianto Oei atau Apin menceritakan bahwa baru-baru ini kantor perusahaannya pindah dari Grogol, Jakarta Barat ke Setiabudi, Jakarta Selatan dengan mempertimbangkan lokasi strategis dan dekat dengan transportasi umum, seperti MRT dan KRL. 

        “… karena sekarang pegawai kami kebanyakan, sebenarnya itu Gen-Z, yang memang di bawah usia 40 tahun. Mereka, maunya [interior] kantor itu ala-ala startup,” seloroh Apin saat membuka sesi temu media di Jakarta pada Selasa (15/8/2023). 

        Baca Juga: Bantu Transformasi Digital UMKM, Hypernet Tawarkan Cloud hingga Cybersecurity

        Sebelumnya, perusahaan tersebut berbasis di Grogol, Jakarta Barat. Namun kini, kantor di daerah tersebut difokuskan untuk operasional, termasuk customer service, technical support, dan engineer lapangan. Sementara kantor di Setiabudi, Jakarta Selatan, difokuskan untuk tim produk, marketing, finance, hingga human capital.

        Lantas, bagaimana pandangan Apin terhadap talenta di bidang IT, sales, marketing? Menurutnya, di dunia jasa teknologi, aset yang berharga adalah karyawan. Ia menekankan pilar Empowering People—salah satu pilar perusahaan dari lima lainnya, yakni Product Transformation, Process Optimization, Partner Collaboration, dan Customer Engagement

        “Kalau sumber dayanya enggak mumpuni, dikasih barang sebagus apa pun enggak akan bisa dioperasikan dengan maksimal. Jadi, memberdayakan talenta (empowering people) itu menjadi salah satu pilar utama kami untuk menjalankan bisnis,” ujar Apin serius. 

        Hal tersebut diwujudkan dengan fasilitas pelatihan dan sertifikasi. Ketika talenta perusahaan lulus sertifikasi dan pelatihan, mereka mendapatkan tunjangan sertifikasi dan kenaikan gaji. 

        “… selama masa sertifikasinya berlaku dan itu satu orang bisa maksimal mendapatkan lima sertifikasi. Jadi, mendapat lima kali tunjangan tuh,” imbuh Apin.

        Menurutnya, cara tersebut dapat memotivasi talenta agar terus belajar. Dengan mengandalkan kultur perusahaan yang terbuka dan spirit terus belajar, Hypernet memberdayakan talenta melalui kompetensi dan keahlian.

        “Jadi itu salah satu hal untuk kita memotivasi supaya talenta kami itu mau terus belajar. Karena kan kultur yang kami tadi, terbuka (open minded) dan spirit senang belajar, dia harus belajar, dia mesti terbuka,” tambahnya.

        Lantas berapa persen talenta perempuan dan putra-putri daerah yang berada di Hypernet? Apin menjelaskan, sejak pandemi Covid-19, perusahaan memfokuskan penambahan jumlah karyawan perempuan lebih banyak dari sebelumnya.

        “Tetapi porsi persentasenya, saya nanti butuh kualifikasi sama tim human capital. Memang sekarang jumlah pelamar baru yang saya lihat lebih banyak didominasi perempuan, terutama di bagian marketing dan sales. Terutama itu,” jelasnya. “Kalau di bagian operasional memang masih dominasinya pria,” sambungnya.

        Sayangnya, data talenta putra-putri daerah belum bisa ia ungkapkan. Apin masih menekankan masalah profil umur talenta. Sebab, proses motivasi semangat bekerja masih ada.

        “Masalah dia orang Jakarta atau orang luar Jakarta, menurut saya sih itu tidak masalah atau doesn't matter sih. Karena sama-sama IT kok,” tegasnya.

        Salah satu rekan tim Apin menambahkan, Hypernet juga membuka kemungkinan merekrut talenta lokal, khususnya ketika perusahaan membuka cabang di daerah. Apin pun menyetujuinya. 

        “Kalau buka cabang, kalau bisa kepala cabangnya minimal harus talenta lokal karena dia yang mengerti pasar,” tutupnya.

        Baca Juga: Perjalanan Bisnis Hypernet: Bermula dari Warnet hingga Kini Berkembang Pesat

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nadia Khadijah Putri
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: