Sistem Pembayaran Digital Mudahkan Transaksi Jual Beli, tapi Tetap Memiliki Risiko
Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kalimantan dengan tema "Kemudahan Bertransaksi Digital dengan E-Wallet" pada Senin (14/8/2023).
Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli di bidangnya untuk berbagi, antara lain Dosen STAI Al Muhajirin Purwakarta, Dian Ikha Pramayanti; Dosen Teknik Geomatika Unitomo, Yunus Susilo; serta Sekretaris Jenderal Jaringan Media Siber Indonesia, Eko Pamuji.
Baca Juga: Getol Lakukan Kampanye Digital, BTN Sabet Penghargaan Internasional dari Mob-Ex
Survei terbaru Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJI) 2023 menyebutkan pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 215 juta. Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun tetap harus ada sosialisasi mengenai literasi digital karena sub indeks keahlian masih terbilang memiliki skor paling rendah.
"Dari skala 1 hingga 10, IP-TIK Indonesia masih berada di skor 5,59 pada 2020 dari sebelumnya 5,32 pada 2019," ujar Dosen STAI Al Muhajirin Purwakarta, Dian Ikha Pramayanti, saat menjadi narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di Kalimantan, Senin (14/8/2023).
Menurutnya, skor ini masih di kategori sedang, sehingga masih harus terus literasi dalam data, perlu juga masyarakat mengakses, mencari dan menyaring, data informasi yang ada di internet untuk didistribusikan ke platform digital.
Keahlian digital pun harus diperbarui sebab teknologi digital selalu memutakhirkan lagi kecanggihannya, untuk itu penguasaan perangkat digital dari software dan hardware, serta penggunaan media sosial, loka pasar atau marketplace dan sistem pembayaran elektronik.
Narasumber berikutnya, Dosen Teknik Geomatika Unitomo, Yunus Susilo, mengatakan pergeseran perilaku masyarakat ke arah digital juga ikut membuat bidang bisnis mengubah model bisnisnya.
"Transformasi digital bukanlah platform teknologi, ini bukan solusi baru tapi cara baru melakukan bisnis," ucapnya di kesempatan yang sama.
Salah satu yang menonjol adalah eksistensi website online shopping hingga kemunculan e-wallet atau dompet digital untuk menyimpan data sekaligus alat pembayaran. Dompet digital ini meningkatkan efisiensi transaksi jual beli dengan beragam jenis cara membayar dari transfer, melalui virtual account, hingga Qris.
"Namun pembayaran non-tunai tetap ada kelemahan. Pertama karena membutuhkan akses internet, maka jaringannya harus stabil. Selain itu juga ada kerawanan cybercrime," sebut Eko.
Inilah yang membuat pengguna media digital harus berhati-hati supaya akun m-banking miliknya tidak diretas. Namun sebenarnya pemerintah pun telah memperkuat perlindungan warganya dengan regulasi, salah satunya UU Perlindungan Data Pribadi yang baru disahkan pada 2022 lalu.
Baca Juga: Dorong Masyarakat untuk Gunakan QRIS, YUKK Payment Gateway Targetkan Nilai Transaksi Rp145 Miliar
Sebagai informasi, Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dapat diakses melalui Website literasidigital.id atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan Youtube Literasi Digital Kominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas