Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ramalan Nilai Ekonomi ASEAN: Angkanya Bisa Tembus US$20 Triliun!

        Ramalan Nilai Ekonomi ASEAN: Angkanya Bisa Tembus US$20 Triliun! Kredit Foto: Alfida Rizky Febrianna
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Boston Consulting Group dan Dewan Penasihat Bisnis ASEAN (ASEAN-Business Advisory Council/ASEAN-BAC) menggelar sarapan pagi ekslusif yang dihadiri oleh para eksekutif dan jajaran C-suite di negara-negara Asia Tenggara, dalam rangkaian ASEAN Business and Investment Summit (ABIS).

        Dalam kesempatan itu, salah satu fokus pembahasan adalah terkait dengan nilai ekonomi ASEAN yang diperkirakan mencapai $20 triliun pada tahun 2045, yang menempatkan ASEAN di posisi strategis untuk menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia. 

        Baca Juga: Arsjad Rasjid Tuntut Sektor Swasta Lanjutkan Arah Penguatan Reformasi Kebijakan di ASEAN

        Terlebih, ASEAN juga memiliki faktor-faktor pendukung seperti stabilitas ekonomi dan politik, serta angkatan kerja produktif, sehingga kian meningkatkan daya tariknya sebagai kawasan bisnis yang ideal.  

        Ketua ASEAN-BAC dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Arsjad Rasjid, menyatakan posisi Indonesia sebagai chairman di ASEAN-BAC merupakan kesempatan emas dimana kita bisa mengarahkan prioritas pembangunan regional. 

        "Asia Tenggara diprediksi akan memiliki kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2030, setelah Amerika Serikat, Tiongkok, dan India. Kawasan ini mempunyai keunggulan kompetitif yang sulit ditandingi, terutama dalam hal biaya dan kualitas produksi, serta berbagai sektor yang siap bertumbuh, mulai dari sektor pertanian, pangan, ekonomi digital, hingga kendaraan listrik. Karena itu, berinvestasi di ASEAN dipastikan akan membawa hasil yang positif dan nyata," ungkapnya, dikutip Senin (4/9/2023).

        Sementara itu, Regional Chair BCG Asia Pacific Neeraj Aggarwal memaparkan tentang potensi ASEAN, serta bagaimana perusahaan dapat unggul walau menghadapi guncangan dan disrupsi, melalui pemanfaatan inovasi untuk mencapai pertumbuhan. 

        Baca Juga: Ibarat Sapu Lidi, Menteri Bahlil Tekankan Kerja Sama Investasi Adalah Kunci Kemajuan ASEAN

        Menurut Neeraj, perdagangan selalu mengikuti arus peluang. Pada tahun 2031, nilai ekspor ASEAN diperkirakan meningkat pesat hingga hampir 90% menjadi $3,2 triliun per tahun, sedangkan perdagangan global secara keseluruhan diprediksikan meningkat sebanyak kurang dari 30%. 

        "Dengan modal dominasi populasi muda, diversifikasi ekonomi, konektivitas dagang yang mumpuni, kemajuan teknologi, dan kenetralan stratejik, ASEAN memiliki peluang yang besar untuk unggul di periode ini," ungkapnya.

        Namun, sambung dia, meskipun kondisi ASEAN terlihat menjanjikan dalam waktu dekat, perencanaan yang matang adalah hal yang krusial. 

        Baca Juga: Airlangga Hartarto Tegaskan Sinergi Jadi Kunci Emasnya ASEAN

        "Untuk mencapai hal ini, perusahaan membutuhkan tiga hal: kepemimpinan yang sejalan dengan tujuan perusahaan dalam hal misi keberlanjutan dan dampak sosial; pemanfaatan SDM yang jelas; serta budaya perusahaan yang berbasis inovasi guna mencapai hasil yang maksimal dan model bisnis yang baru," tuturnya.

        Dalam kesempatan ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menambahkan, untuk memanfaatkan peluang ekonomi ASEAN yang sangat besar ini, kita tidak bisa berjalan sendiri. 

        Baca Juga: Politik Hingga Kewirausahaan, Indonesia Ajak Generasi Muda Ciptakan Keemasan ASEAN

        "Kemitraan pemerintah-swasta memainkan peran penting, terlebih dalam hal pembiayaan proyek-proyek, kita tidak bisa hanya mengandalkan pendanaan publik. Didukung oleh pemerintah melalui kebijakan-kebijakan, potensi ekonomi ASEAN akan dapat kita raih di beberapa tahun mendatang.” tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Alfida Rizky Febrianna
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: