Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Putri Gus Dur Minta Imin Jangan Bohong dan Tak Jualan Terus Nama Bapaknya

        Putri Gus Dur Minta Imin Jangan Bohong dan Tak Jualan Terus Nama Bapaknya Kredit Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Putri mendiang Gus Dur, Alissa Wahid meminta agar bakal cawapres dari Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menghentikan upaya politik dengan 'menjual' nama-nama besar Gus Dur.

        "Sampai saat ini problem saya hanya: masih jualan Gus Dur tapi tidak mengakui mengkhianati Gus Dur dengan gunakan macam-macam narasi," kata Alissa dalam catatannya.

        Alissa menambahkan bahwa ia masih ingat betul ucapan ayahnya bahwa Imin telah merebut PKB.

        "Saya jelas mengingat betul ucapan Gus Dur langsung kepada saya: "Imin merebut PKB dan tidak bisa dibiarkan"," tambahnya.

        Alissa merasa kesal karena Imin berulangkali menjual nama Gus Dur demi dagangan politiknya. Meski klaim itu jelas jauh dari visi dan pemikiran Gus Dur.

        "Saya bukan politisi. Saya tidak ada agenda merebut PKB. Saya tidak pernah komen urusan PKB apapun. Walaupun PKB mengklaim penerus Gus Dur, tapi tidak pernah muncul bersama minoritas saat ada masalah," tulisnya.

        Ia pun meminta Imin dan PKB untuk berhenti berbohong soal konflik antara Gus Dur dan Imin.

        "PKB berhenti membuat narasi bohong tentang konflik #GusDur & Imin. Akui, dulu menyakiti Gus Dur. Saya saksi hidup bagaimana dampak hal itu pada kesehatan beliau. Stop jualan #GusDur buat mencari dukungan publik. Toh sudah merasa sukses.

        Sebelumnya, dalam acara Mata Najwa, Imin mengklaim bahwa ia adalah korban kudeta politik yang dilakukan oleh Yenny Wahid dan Ali Masykur Musa.

        "Justru saya dikudeta, dalam proses kepemimpinan Ali Masykur Musa dan Yenny ini lah yang mengkudeta saya. Saya terima. Tapi karena tidak legitimate, bukan ketum, maka harus mengganti ketum supaya bisa mendaftar ke KPU. Karena harus ke KPU maka yang sah di KPU adalah tanda tangan saya sebagai Ketum dan Yenny sebagai Sekjen. Karena Yenny diangkat bukan hasil Muktamar, lalu penggantian lah," jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: