Kementerian Kominfo Paparkan Teknologi IoT untuk Perikanan Budidaya, Apa Tantangannya?
Ketua Tim Transformasi Digital Sektor Pertanian, Maritim, dan Logistik, Ditjen Aptika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dikki Rukmana memaparkan penerapan teknologi Internet of Things (IoT) terhadap perikanan budidaya.
Lantas, apa saja tantangannya?
Dalam pemaparannya, Dikki menuliskan bahwa terdapat tantangan untuk memenuhi kebutuhan solusi budidaya ikan dengan IoT, yakni akses pemodalan yang masih kurang bagi pembudidaya skala kecil atau tradisional dan integrasi yang kurang antara sektor hulu dan hilir pada petambak tradisional.
Baca Juga: Kemenkominfo: Teknologi Open RAN Efisienkan Pembangunan Jaringan Seluler di Indonesia
Di sisi lain, Dikki sempat menjelaskan bahwa IoT dapat meningkatkan produktivitas hasil panen, bahkan dapat memberi efisiensi pakan ikan, waktu budidaya, dan meningkatkan pertumbuhan komoditas. Ia mencontohkan teknologi microbubble sebagai alat penghasil oksigen.
“Dengan menggunakan microbubble itu, ikannya, pakannya lebih sedikit, rasanya lebih enak. Kemudian warna kulit ikannya bagus,” ujar Dikki ketika memaparkan presentasi di acara Sosialisasi Pembudidaya Ikan Go Digital yang melibatkan kolaborasi dengan eFishery dan Kominfo di Pandeglang, Banten pada Selasa (5/9/2023).
Lantas, bagaimana dengan automatic feeder seperti yang diinisiasi perusahaan rintisan (startup) akuakultur eFishery?
Dikki mengatakan, setelah menerapkan microbubble, pembudidaya ikan dan petambak di Pandeglang akan menerapkan teknologi automatic feeder, sebagai alat pakan otomatis.
“Jadi dengan alat ini, bisa terukur kebutuhan pakan berapa untuk luasan kolam dan komoditas ikan ini,” imbuhnya.
Sementara itu, dengan melibatkan kolaborasi antara eFishery, Kominfo, dan Dinas Perikanan Pandeglang, diharapkan teknologi automatic feeder tersebut dapat diterapkan lebih luas. Setidaknya terdapat pembudidaya-pembudidaya ikan dan petambak yang telah menggunakan alat tersebut.
Acara Sosialisasi Pembudidaya Ikan Go Digital yang melibatkan kolaborasi dengan eFishery, Dinas Perikanan Pandeglang, dan Kominfo tersebut menghadirkan 164 pembudidaya yang berasal dari berbagai desa dan kecamatan di Kabupaten Pandeglang, Banten.
Adanya kolaborasi ini sebab potensi pendapatan Kabupaten Pandeglang di sektor maritim cukup besar, khususnya di budidaya ikan nila, lele, ikan mas khususnya jenis sinyonya, dan gabus. Sementara dari sektor ikan tangkap berupa ikan kakap dan kerapu.
Sayangnya dari segi angka konsumsi ikan, target produksi pada tahun 2022 sebesar 31,32 (kg/kapita/tahun), sementara baru bisa mencapai produksinya pada tahun 2022 sebesar 24,66 (kg/kapita/tahun). Dengan begitu, persentase capaiannya baru 84%.
Angka-angka ini masih jauh dari standar Angka Konsumsi Ikan (AKI) Nasional sebesar 54,49 (kg/kapita/tahun).
Baca Juga: Cara Bisa Tumbuh Menonjol dengan Kompetitor Agregator Merek UMKM: Adaptasi Teknologi
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: