Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mewujudkan Keramahan Lingkungan Perlu Adanya Pertumbuhan Seimbang Antara Sistem dan Masyarakat

        Mewujudkan Keramahan Lingkungan Perlu Adanya Pertumbuhan Seimbang Antara Sistem dan Masyarakat Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Keramahan lingkungan menjadi perhatian utama dalam upaya menjaga keberlangsungan hidup di planet ini. Dalam hal ini, sistem dan masyarakat memegang peranan krusial untuk tumbuh bersama seiring dengan eksternalitas yang tengah dihadapi.

        Gita Syahrani, Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), menyatakan bahwa sistem dan masyarakat harus bertumbuh bebarengan dengan eksternalitas yang ada. 

        Salah satu kunci utamanya adalah melalui implementasi kebijakan yang lebih efektif terutama terkait dengan perlindungan hutan dan gambut. Gita berpendapat bahwa pengurangan eksternalitas dapat dimulai dari pengoptimalan penggunaan lahan, seperti menggalakkan praktik wanatani bagi para petani kapas.

        Baca Juga: 2045 Siap Jadi Smart City, Pembangunan dan Penerapan IKN Serba Ramah Lingkungan dan Canggih

        “Kalau saya melihatnya ini kita perlu tumbuhnya itu berarti harus bareng (antara sistem dan masyarakat). Kita harus memiliki kebijakan yang lebih baik terkait dengan perlindungan hutan dan gambut misalnya. Hal ini akan membantu mengurangi tingkat eksternalitas yang harus ditanggung oleh masyarakat. Misalnya, dengan mendorong praktik wanatani di kalangan petani kapas, kita dapat mengurangi tekanan terhadap lahan dan memberikan dampak positif bagi lingkungan,” jelas Gita, dikutip dalam segmen Endgame #153 dari Youtube Gita Wirjawan pada Jumat (15/09/2023).

        Dalam kesempatan yang sama, Denica Riadini-Flesch, pendiri dan CEO SukkhaCitta, menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dengan bijak dalam mendukung tujuan keberlanjutan. 

        Ia mengingatkan bahwa saat ini penggunaan teknologi terkadang terlalu berlebihan dan mengakibatkan lupa akan hal-hal yang sesungguhnya esensial untuk bumi dan kesejahteraan masyarakat.

        “Pertanyaannya adalah apakah teknologi ini justru produktif dan apakah ini berprogress? Itu kan yang dipertanyakan. Saya merasa kita ini sekarang narasinya adalah kita berharap teknologi akan tiba-tiba muncul lalu menyelamatkan kita semua tanpa kita harus berubah. Jadi, semuanya bisa beraktivitas seperti biasa terus ada teknologi ajaib untuk net zero,” ujar Denica.

        Salah satu akar permasalahan adalah pemahaman manusia terhadap teknologi yang sering kali salah kaprah. Menurutnya, Indonesia perlu memprioritaskan investasi pada manusia, terutama dalam hal pengembangan teknologi. 

        Pendidikan dan kesadaran akan lingkungan harus diintegrasikan dalam masyarakat untuk menciptakan generasi yang bijak dalam menggunakan teknologi demi keberlangsungan bumi. 

        Mewujudkan keramahan lingkungan memang bukan perkara mudah, namun dengan kolaborasi antara sistem yang bijak dan masyarakat yang sadar akan lingkungan, harapan untuk masa depan yang lebih berkelanjutan dan seimbang dapat menjadi kenyataan.

        “Jadi sebetulnya mungkin yang justru Indonesia bisa lebih serius, difokuskan, itu justru gimana caranya kita sekarang balik lagi ke investasi manusianya, bukan cuma manusia dari sisi keahlian untuk mengembangkan teknologi, tapi bagaimana dia jadi manusia yang bijak supaya pada saat bikin teknologi dia nggak bias,” tambahnya.

        Baca Juga: Mobil listrik: Masa Depan Transportasi yang Bersih dan Ramah Lingkungan

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nevriza Wahyu Utami
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: