Perusahaan Rokok Asal Korsel Berinvestasi Senilai Rp6,9 Triliun di SIER. Begini Respon Gubernur Jatim
PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) resmi menggadeng kerja sama dengan perusahaan rokok asal negara Korea Selatan PT Tri Sakti Purwosari Makmur (TSPM) dalam penggunaan kerja sama tanah industri yang dikelola SIER. Dalam kerja sama ini, Korea Selatan sebagai investor asing mengeluarkan anggaran sebesar Rp318,9 miliar dari total investasi Rp6,9 triliun yang direncanakan.
Direktur Utama PT SIER Didik Prasetiyono mengatakan, kerja sama ini merupakan salah satu perjanjian kerja sama terbesar yang pernah dilakukan SIER dengan investor asing yang menanamkan investasinya di Jatim.
"Iklim investasi yang kondusif adalah faktor kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi regional dan kesejahteraan masyarakat. Foreign direct investment adalah sarana untuk memperkuat fondasi ekonomi lokal dan memenangkan persaingan global. Dengan menciptakan peluang bagi investasi, kita tidak hanya menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan perusahaan, dan mendukung inovasi, tetapi juga meningkatkan daya saing kita di panggung ekonomi global, memastikan masa depan yang lebih baik bagi kita semua," jelas Didik di Surabaya sore kemarin.
Baca Juga: Bea Cukai Bongkar Efek Rokok Ilegal, Tak Cuma Rugikan Masyarakat dan Indonesia
Didik mengakui, bahwa kerja sama tersebut peran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur lewat Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, membawa semangat, tekad, dan dedikasi luar biasa untuk mempromosikan kerja sama yang kuat antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat untuk menciptakan iklim investasi yang stabil dan berkelanjutan.
"Keputusan untuk berinvestasi di Jatim menjadi tanda baik bagi iklim investasi di Indonesia khususnya Jawa Timur yang semakin kondusif di bawah kepemimpinan yang bijak, progresif dan visioner dari Gubernur Khofifah," klaim Didik.
Menurutnya, langkah-langkah inovatif dalam infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia dan dukungan kepada sektor-sektor kunci telah memperkuat posisi Jawa Timur, sebagai destinasi investasi yang menjanjikan.
"Kami telah menyaksikan perubahan yang signifikan menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif dan mempromosikan investasi. Dalam situasi di mana kestabilan ekonomi sangat penting, Jatim telah menjadi contoh yang sukses dalam menciptakan iklim investasi yang menarik bagi pelaku bisnis," beber Didik.
Sementara itu, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa merasa optimis akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jatim, membuka lapangan kerja baru dan menurunkan tingkat pengangguran. Sebab selain total nilai investasinya mencapai Rp6,9 triliun, juga akan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.200 orang.
"Saya sangat senang dan menyambut baik penandatanganan kerja sama ini. Saya ingin ikut memastikan perlindungan kelancaran investasi hingga proses produksi terlaksana. Saya optimis kerja sama ini bisa mendongkrak ekonomi Jatim dan mengurangi tingkat pengangguran terbuka," kata Khofifah.
SIER, kata Khofifah, mengelola hampir 1000 hektar kawasan industri di tiga wilayah Jatim. Yakni di Rungkut, Surabaya; Berbek, Sidoarjo; dan Rembang, Kabupaten Pasuruan.
Selama ini, lanjutnya, dikenal sebagai kawasan industri hijau, modern dan terintegrasi. Dengan lokasinya yang sangat strategis yang dilalui jalan tol, menjadikan SIER tempat primadona untuk berinvestasi. Belum lagi sejumlah sarana dan prasana industri yang dimiliki SIER.
"Saya mendorong kawasan industri SIER dan juga PIER untuk memfasilitasi investor dengan baik, termasuk penyiapan utilitas pendukung indutri seperti listrik, gas, air dan fiber-optic. Saya minta SIER ikut menjaga iklim investasi di Jatim, dan alhamdulillah on track terbukti dengan masuknya berbagai investor di kawasan," kata Khofifah.
Disisi lain Wakil Direktur Utama TSPM, Jang Jaehong mengatakan, sebagai anak perusahaan dari Korea Tomorrow & Global Corporation (KT&G) menjadi momen penting karena menjadi simbol dimulainya perjalanan panjang memberi kontribusi kepada masyarakat Indonesia khususnya Jatim. Perjanjian ini menjadi komitmen dan keseriusan KT&G/TSPM berinvestasi di Indonesia.
“Ini menjadi bukti keseriusan dan komitmen berinvestasi di Indonesia sejak tahun 2010. Semoga bisa menumbuhkan perekonomian Indonesia dan Korea. Perjanjian ini juga menjadi wujud komitmen pertemuan Presiden Direktur KT&G dengan Menteri Investasi Republik Indonesia Bahlil Lahadalia awal September ini,” pungkas Jang Jaehong.
Baca Juga: Larangan Jual Rokok Eceran Mengancam Mata Pencaharian Pedagang Kaki Lima
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: