Produk Indonesia kembali menjadi primadona pada pameran internasional. Kali ini, produk Indonesia berhasil memukau pengunjung The 20th China-ASEAN EXPO (CAEXPO) yang dilaksanakan di Nanning International Convention and Exhibition Center (NICEC), Nanning, Tiongkok dengan meraup potensi transaksi sebesar Rp106,45 miliar.
Potensi transaksi tersebut terdiri dari penjualan langsung sebesar Rp1,69 miliar dan kontrak dagang mencapai Rp104,77 miliar.
Pameran ini digelar secara hibrida, yakni secara luring pada 16-19 September 2023 dan secara daring hingga September 2024 melalui platform CAEXPO.
“Nilai transaksi ini membuktikan produk Indonesia mampu bersaing di tengah gempuran negara lain di pasar global. Ini juga bukti pemulihan daya beli global pascapandemi Covid-19. Selain itu, nilai transaksi berpotensi meningkat karena masih ada buyer yang akan menindaklanjuti beberapa transaksi pembelian di luar pameran," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi dalam keterangan media, Selasa (26/9/2023).
CAEXPO 2023 diikuti 1.953 perusahaan yang berasal dari 46 negara. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.215 peserta berasal dari Tiongkok, 644 peserta berasal dari ASEAN, dan 94 dari negara di lainnya. Selama gelaran luring berlangsung, CAEXPO dikunjungi sebanyak lebih dari 15.000 orang.
Pada pameran ini, Indonesia menghadirkan 2 paviliun, terdiri atas Paviliun Komoditas yang menempati area seluas 2.160 m2 di aula D15 dan Paviliun Nasional (City of Charm) dengan area seluas 160 m2 di Aula B2.
Selama pameran, makanan olahan menjadi produk primadona Indonesia dan menempati posisi pertama perolehan transaksi di CAEXPO 2023 dengan nilai mencapai Rp96,10 miliar atau 90,28 persen dari total transaksi.
Produk Indonesia lainnya yang berhasil menarik perhatian buyer di antaranya barang konsumsi sebesar Rp8,95 juta (8,41 persen), fesyen dan aksesori sebesar Rp706,74 juta (0,66 persen), furnitur sebesar Rp358,52 juta (0,34 persen), dan dekorasi rumah sebesar Rp333,30 juta (0,31 persen).
Didi mengungkapkan, partispasi pada CAEXPO 2023 selaras dengan strategi peningkatan ekspor Indonesia. Untuk memenangkan ekspor nonmigas di pasar Tiongkok ini, salah satunya dengan peningkatan diferensiasi produk yang ditawarkan.
Saat ini komoditas ekspor utama Indonesia ke Tiongkok mayoritas berasal dari produk pertambangan dan kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO).
Untuk itu, Paviliun Komoditas Indonesia di CAEXPO tahun ini hadir dengan memamerkan berbagai produk potensial di empat zona yaitu makanan dan minuman; aksesori fesyen dan perhiasan; furnitur dan dekorasi rumah; serta barang konsumsi, spa, herbal, dan kecantikan.
"Pada pameran CAEXPO kali ini, kami membawa produk yang memliki potensi besar untuk mendongkrak transaksi di Tiongkok. Beberapa produk tersebut yaitu sarang burung walet, furnitur, produk perhiasan, kerajinan, fesyen, dan makanan olahan. Kami juga membawa produk yang dikenalkan untuk pasar Tiongkok seperti, vanila, tepung tapioka, dan tempe," jelas Didi.
Lebih jauh, Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Merry Maryati menjelaskan, Paviliun City of Charm diisi oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah yang menampilkan ciri khas budaya dengan tema rumah adat Betang, mengangkat potensi investasi, perdagangan, dan pariwisata, serta menyuguhkan seni dan budaya Kalimantan Tengah.
Pada pameran ini, Paviliun Komoditas Indonesia diikuti 49 pelaku usaha yang tampil secara mandiri.
Selain itu, paviliun ini juga menampilkan 49 pelaku usaha binaan dari 11 BUMN, serta 8 stan etalase produk potensial Provinsi Kalimantan Tengah.
"Kita patut bangga dengan keberagaman budaya di Indonesia, berbagai atraksi seni, budaya dan peragaan fesyen khas dari pemerintah Kalimantan Tengah berhasil menjadi daya tarik pengunjung Paviliun Indonesia. Diharapkan pemerintah provinsi lain turut berpartisipasi pada perhelatan," tambah Merry.
Di sela pameran, Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI di Beijing mengelar penjajakan kerja sama bisnis (business matching) pada Senin, (18/9). Pada kegiatan ini, Kemendag memfasilitasi pertemuan 11 peserta pameran dengan 36 buyers Tiongkok.
Selain itu, Paviliun Indonesia juga menggelar Promotion Conference of Central Kalimantan Province untuk memberikan gambaran terkait potensi pariwisata, investasi, dan perdagangan Kalimantan Tengah. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 50 peserta yang terdiri atas Perwakilan Delegasi Pemerintah Guangxi Zhuang Autonomous Region, Provinsi Kalimantan Tengah, asosiasi pelaku usaha, serta calon buyer.
"Hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok telah berlangsung selama 73 tahun. Dengan tampilnya Provinsi Kalimantan Tengah, diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang dengan berkembangnya sektor pariwisata dan ekonomi," ucap Merry.
Pada hari terakhir, (19/09), Kementerian Perdagangan juga memfasilitasi penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MOU) antara PT Azaki Food Internasional dengan Guangxi Hefaxing Trading co. ltd.
Pada MoU ini, perusahaan Tiongkok akan mendatangkan produk tempe beku, tempe instan, dan keripik tempe dari Indonesia.
"Pihak buyer melihat potensi tempe sebagai makanan untuk konsumen vegetarian di Tiongkok. Kami bangga produk tempe Indonesia berhasil menembus pasar ekspor melalui CAEXPO 2023. Penandatanganan MOU ini menunjukkan bahwa CAEXPO 2023 merupakan platform yang tepat untuk memperkenalkan produk Indonesia ke pasar Tiongkok secara khusus, dan ASEAN secara umum," tutup Merry.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat