Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Koka Indonesia, PMA China Pertama yang Listing di BEI

        Koka Indonesia, PMA China Pertama yang Listing di BEI Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Koka Indonesia Tbk, perusahaan yang bergerak dalam bidang kontraktor umum proyek konstruksi, teknik mesin, teknik geoteknik, desain interior dan furniture, resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (11/10).

        Dengan kode saham “KOKA”. Jumlah saham yang dilepas dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini adalah sebanyak 715.333.000 lembar saham baru yang mewakili 25 % dari modal disetor dan ditempatkan Perseroan, dengan harga Rp 128 per lembar saham.

        Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia, total pesanan saham KOKA mencapai 14,96 miliar saham atau tepatnya 14.966.394.800 lembar saham, dari rencana 715,33 juta saham atau Oversubscribe 134,24 kali.

        PT Koka Indonesia Tbk (Perseroan) didirikan pada  tahun 2011 dengan pengalaman signifikan. Selama lebih dari 10 tahun, Perseroan telah mengerjakan lebih dari 100 proyek di Indonesia. Perseroan memiliki target pasar tersendiri yakni perusahaan China yang berinvestasi di Indonesia.

         Sejumlah kliennya adalah industri pendukung hilirisasi nikel dan baterai kendaraan listrik hingga perusahaan smartphone seperti PT Bright Mobile Technology (OPPO), SGMW Wuling Indonesia, DFSK, VIVO Indonesia,CNEC, PT QMB New Energy Materials, PT Huachin Aluminium Indonesia, PT Kinxiang New Energy Technologies Indonesia, dan PT Chengtok Lithium Indonesia.

        Perseroan saat ini dipimoin oleh Gao Jing, warga negara China, yang sebagai pemegang saham pengendali sekaligus Direktur Utama dari Perseroan. 

        Gao Jing menyebutkan bahwa Perseroan memiliki beberapa keunggulan salah satunya adalah tergabung dalam China-Indonesia Trade Association sehingga Perseroan memiliki jaringan yang kuat dengan para perusahaan-perusahaan asing yang berpotensi menjadi klien Perseroan.

        Hingga akhir tahun 2023, KOKA diproyeksi memegang kontrak senilai Rp200 miliar.  Baru-baru ini KOKA telah menandatangani kontrak senilai Rp 81 miliar untuk proyek pembangunan infrastruktur terkait baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) bersama PT Chengtok Lithium Indonesia di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng).

        “Perseroan optimistis hingga akhir tahun 2023 mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan 40% dari tahun lalu,”ujar Michael Albert, Direktur Keuangan PT Koka Indonesia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sufri Yuliardi
        Editor: Sufri Yuliardi

        Bagikan Artikel: