Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tiga Komponen yang Mampu Naikkan Hilirisasi Industri Kelapa Sawit, Apa Saja?

        Tiga Komponen yang Mampu Naikkan Hilirisasi Industri Kelapa Sawit, Apa Saja? Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
        Warta Ekonomi, Surabaya -

        Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli, dalam acara Pekan Riset Sawit Indonesia 2023 (PERISAI 2023) bertajuk "Reinforcing Palm Oil Industry in Combating Global Challenges through Technological Innovation" di Surabaya mengungkapkan, bahwa industri kelapa menduduki peringkat pertama di industri agro nasional.

        "Perlu diketahui, bahwa kinerja produk industri ekspor di triwulan ke dua mampu mencapai 72,08 persen dari total ekspor non migas nasioanl," terang Putu di Surabaya, Rabu (25/10/2023).

        Saat ini kata Putu, sektor industri masih meneruskan ekspansi pertumbuhan yang ditandai dengan Index Kepercaya Industri (IKI) yang terus meningkat index dibulan September tahun ini sebasar 52, 51 persen dan terbilang stabil.

        Baca Juga: Menilik Profit Limbah Kelapa Sawit Jadi Co-Firing Biomassa

        "Dengan kestabilan index ini, industri kelapa sawit tercatat tumbuh 3,57 persen pada triwulan ke tiga 2023 atau Yoy kontribusi terhadap non migas mencapai 50,87 persen," ujar Putu yang mewakili Menteri Perindustrian Agus Gumilang Kartasasmita ini.

        Lebih lanjut Putu menjelaskan, industri kelapa sawit yang menduduki peringkat pertama ini pemerintah menjadikan industri kelapa sawit menjadi prioritas pembangunan industri nasional.

        "Produksi bahan baku Crude Palm Oil (CPO) dan Crude Palm Kenal Oli (CPKO) Indonesia sampai akhir tahun 2022 mencapai 51,30 juta ton mampu mendukung pengolahan kelapa sawit nasional dan ini masih menjadi tema besar pengembangan kelapa sawitan kita," tegas Putu 

        Putu menambahkan, program hilirisasi industri kelapa sawit terdapat 179 ragam jenis produksi hilir sawit. Dari jumlah tersebut, sekitar 90 persen ekspor volume produk hilir hanya saja dan 10 persen ekspor merupakan bahan baku CPO maupun CPKO.

        "Dari hasil pencapaian itu, tidak lepas dari peran kontribusi riset atau inovasi pengembangan teknologi untuk prodak maupun produksi hilir kelapa sawit. Oleh karena itu, kami mengapresiasikan para pihak seperti, akademisi, lembaga riset dan perusahaan industri yang telah meningkatkan sektor kelapa sawit ini," ungkapnya.

        Baca Juga: Pemerintah Jokowi Segera Benahi Tata Kelola Industri Kelapa Sawit, Begini Strateginya!

        Adanya kegiatan PERISAI 2023 kata Putu, berharap bisa mampu menciptakan kolaborasi antara pemerintah, industri, lembaga penelitian/perguruan tinggi dan seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan industri kelapa sawit Indonesia yang ramah lingkungan dan berkelanjutan

        “Hilirisasi industri kelapa sawit juga telah mendukung pelaksanaan program mandatory biodiesel sejak tahun 2015, mulai dari B15, B20, B30 dan saat ini B35 pada tahun 2023. Ke depan, indonesia akan menerapkan B40, B50 hingga B100; dengan komposisi Biodiesel FAME dan Greenfuel, yang merupakan produk hilir tingkat lanjut dari minyak sawit untuk bahan bakar terbarukan,” pungkas Putu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Ali Topan
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: