Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Solidnya Ekonomi Indonesia, Menko Airlangga: Lebih Baik Dibanding AS

        Solidnya Ekonomi Indonesia, Menko Airlangga: Lebih Baik Dibanding AS Kredit Foto: Rena Laila Wuri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perekonomian Indonesia tetap mampu tumbuh solid di triwulan ketiga 2023 meski  menghadapi berbagai tantangan global seperti terjadi konflik geopolitik di Timur Tengah dan pengetatan kebijakan moneter negara maju, perlambatan ekonomi global, dan perubahan iklim. Kinerja perekonomian Indonesia tersebut, terhitung masih lebih baik dibandingkan dengan China, Malaysia, Amerika Serikat, dan Korea Selatan. Jerman dan Arab Saudi bahkan mengalami kontraksi pada triwulan ketiga 2023 ini.

        “Di tengah berbagai risiko global, ekonomi Indonesia masih mampu menunjukkan ketahanannya dengan tetap tumbuh positif 4,94% (yoy) atau 5,05% (ctc),” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers di Kemenko Perekonomian, Senin (6/11/2023).

        Baca Juga: Airlangga Klaim Tingkat Kepuasan Publik di Periode Kedua Jokowi di Atas 75 Persen

        Menko Airlangga mengatakan pemerintah tidak hanya menginginkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun juga memiliki kualitas yang baik. Untuk itu, Pemerintah terus berupaya menjaga daya beli masyarakat dengan menjaga inflasi dan menyalurkan insentif. 

        Pemerintah, lanjut Airlangga juga mendorong permintaan domestik merupakan strategi kebijakan Pemerintah di jangka pendek untuk dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Penambahan bantuan sosial dan stimulus fiskal sektor perumahan juga didorong untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong investasi.

        Secara lebih rinci, capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun 2023 ditopang oleh pertumbuhan positif dari hampir seluruh komponen pengeluaran maupun lapangan usaha. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi kontributor utama dengan tumbuh 5,06% (yoy) seiring tetap terkendalinya inflasi yang turut menjaga daya beli masyarakat.

        Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang mencerminkan aktivitas investasi dan realisasi pembangunan infrastruktur Pemerintah juga mengalami peningkatan 5,77% (yoy). Meski demikian, kinerja ekspor memperlihatkan penurunan 4,26% (yoy) di tengah perlambatan ekonomi mitra dagang utama Indonesia dan rendahnya harga komoditas ekspor utama Indonesia.

        Baca Juga: Perang Israel-Hamas Berdampak ke Ekonomi Indonesia, Menko Airlangga: Enggak Bisa Napas Lagi!

        Sementara dari sisi lapangan usaha, hampir seluruh sektor tumbuh positif dan ditandai dengan sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh ekspansif mencapai 14,74% (yoy) sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat. Industri manufaktur atau pengolahan yang masih menjadi kontributor pertumbuhan terbesar dengan ditopang oleh kuatnya permintaan domestik juga tumbuh 5,2% (yoy) dengan share ke PDB mencapai 18,75% (yoy).

        “Dari sisi permintaan domestik, kita berterima kasih, di  sektor industri pengolahan share-nya tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi yaitu 5,20% dan kuatnya industri pengolahan juga sejalan dengan kenaikan PMI yang ekspansif berturut-turut,” ujar Menko Airlangga.

        Terkait perekonomian secara spasial, pada kuartal ketiga tahun 2023 di seluruh pulau juga tumbuh positif. Pertumbuhan tersebut didominasi oleh Pulau Jawa dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 57,12%. Namun, terjadi peningkatan peran perekonomian di kawasan Sumatera, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan Maluku-Papua. Pertumbuhan ekonomi regional tertinggi terjadi di wilayah pulau Sulawesi dan wilayah Maluku-Papua yang ditopang oleh industri pengolahan logam dasar.

        Baca Juga: Bangun Ekonomi Hijau, Kemenperin Beberkan Strategi Indonesia ke AS

        Sementara itu, inflasi Indonesia masih berada di kisaran target 2,56% pada bulan Oktober 2023. Tingkat pengangguran turun ke 5.32% (yoy) dan jumlah orang yang bekerja bertambah menjadi 139,85 juta untuk bulan Agustus 2023. Tingkat kemiskinan dan kemiskinan ekstrem juga menunjukkan penurunan masing-masing ke level 9,36% dan 1,12% untuk bulan Maret 2023.

        “Peningkatan penyerapan tenaga kerja dan upaya nilai tambah ekonomi terus harus dilanjutkan terutama pembangunan berbagai kawasan industri termasuk kawasan ekonomi khusus,” lanjut Airlangga.

        Airlangga menyampaikan saat ini Pemerintah tengah melakukan penguatan sektor perumahan untuk menopang pertumbuhan ekonomi di tengah meningkatnya risiko ketidakpastian melalui pemberian stimulus fiskal.

        Pemerintah memberikan dukungan rumah komersial di bawah harga Rp5 miliar dengan pemberian PPN DTP 100% sampai dengan Rp2 miliar dari bulan November 2023 hingga Juni 2024, serta PPN DTP 50% sampai dengan Rp2 miliar dari bulan Juli hingga Desember 2024.

        Baca Juga: Buka Suara Soal Isu Bergabungnya Gibran Rakabuming ke Golkar, Airlangga: Sabar

        Selain itu, Pemerintah juga memberikan dukungan rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah berupa pemberian bantuan Biaya Administrasi (BBA) selama 14 bulan dari bulan November 2023 hingga Desember 2024. Kemudian untuk memberikan dukungan rumah masyarakat miskin, Pemerintah telah menambah target bantuan rumah Sejahtera Terpadu (RST) menjadi sebesar Rp20 juta per rumah untuk 1.800 rumah pada bulan November dan Desember 2023.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rena Laila Wuri
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: