Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sering Dikira Produk Asing, Restoran Cepat Saji Asal Bandung Ini Tembus Pasar 25 Negara

        Sering Dikira Produk Asing, Restoran Cepat Saji Asal Bandung Ini Tembus Pasar 25 Negara Kredit Foto: Ist
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Beredar rumor mengatakan bahwa Richeese Factory (RF) adalah restoran cepat saji yang berasal dari luar Indonesia. Faktanya, RF berasal asli dari Indonesia, lebih tepatnya dimiliki oleh pengusaha lokal asal Kota Bandung, Jawa Barat.

        PT Richeese Kuliner Indonesia (RKI) yang memiliki dan mengelola Quick Service Restaurant (QSR) bernama Richeese Factory. Gerai pertamanya dibuka di Paris Van Java Mall, Bandung, pada 8 Februari 2011 silam. Sejak awal, RF hadir dengan menu khas ayam berlumur saus pedas hingga lima level, saus keju khas Richeese, serta minuman Pink Lava yang menjadi favorit banyak orang.

        Corperate Communication Manager Nabati Group, Chandra Taruna menjelaskan dengan terobosan menu yang inovatif, Richeese Factory sebagai merek tuan rumah cepat bersaing dengan merek-merek restoran cepat saji global, yang mana lebih dulu menguasai restoran cepat saji di tanah air. Hal ini dibuktikan RF dengan meraih Bronze Medal dalam WOW Brand 2018 kategori Fast Food Restaurant di Indonesia.

        Raihan tersebut tidak lepas dari penampilan gerai restoran yang kekinian bergaya industrial. Selain menyuguhkan menu-menu yang menggugah, gerai Richeese Factory juga memiliki arsitektur gerai nan megah dan kerap menjadi opsi tempat makan yang nyaman untuk keluarga dan anak-anak. 

        Baca Juga: Kembangkan Produk Heritage, Brand Lokal Ini Go Global Bersama BRILIANPRENEUR

        "Jadi, tidak heran, bila pertumbuhan Richeese Factory begitu pesat. Per Oktober 2023 saja, gerainya telah mencapai 238 titik, yang menyebar di wilayah Indonesia, serta di Kuala Lumpur, Malaysia," kata Chandra kepada wartawan di Bandung, Senin (13/11/2023).

        Richeese Factory bukanlah entitas bisnis yang berdiri sendiri tanpa afiliasi. Sebab,  label "Richeese" yang disematkan pada merek Richeese Factory bukanlah tanpa sebab. Ini sekaligus penanda bahwa cita rasa keju Richeese yang khas dari Nabati Wafer produk andalan dari PT Kaldu Sari Nabati Indonesia (KSNI)hadir dalam bentuk saus keju di RF. 

        Kedua perusahaan ini bernaung di bawah Nabati Group yang  merupakan kelompok usaha yang memproduksi dan memasarkan produk-produk makanan ringan, seperti Nabati Wafer, Nextar, Siip, Ahh, dan Time Break. 

        "Grup ini juga melakukan diversifikasi ke lini produk minuman AMO di tahun 2021, serta produk Richeese Mi Instan sekira tahun lalu," ujarnya.

        Chandra mengungkapkan, pertumbuhan pesat Nabati Group tersebut didorong oleh semangat inovasi dan diversifikasi, yang menjadi nilai-nilai perusahaan. Pada 2013 silam, Grup ini mendirikan perusahaan penjualan dan distribusi produknya secara mandiri, yakni PT Pinus Merah Abadi untuk pendistribusian pasar domestik, serta pendistribusian di mancanegara.

        Selain itu, Grup juga mengembangkan aplikasi eDOT, yang merupakan lokapasar digital produk-produk FMCG milik Nabati Group dan FMCG lainnya. Serta, Rumah GMovie Indonesia, rumah produksi audio visual yang menciptakan karakter metahuman Arbie SEO (@arbie_seo).

        Baca Juga: Resep Rahasia Richeese Factory, Eksis 12 Tahun Hingga Rambah Pasar Internasional

        Secara total, kelompok usaha yang berkantor pusat di Bandung ini memiliki sembilan unit bisnis, meliputi fast moving consumer goods (FMCG), restoran cepat saji, logistik dan distribusi, e-commerce, digital, hingga perusahaan retail.

        Dalam kurun waktu relatif singkat, kelompok usaha lokal yang go global ini telah menancapkan kuku bisnisnya di lebih dari 25 negara di dunia, di antaranya Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, China, India, Nigeria, hingga Timur Tengah.

        "Dengan jangkauan pasar yang sangat luas-domestik dan mancanegara, Nabati Group beberapa kali dinobatkan sebagai Produsen Wafer dengan Penjualan Terbanyak di Dunia, yakni oleh Euromonitor Internasional serta Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI),"pungkasnya

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: