- Home
- /
- Government
- /
- Government
Erick Thohir Targetkan Revisi Perpes 55/2019 Bakal Rampung Akhir November
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad Interim, Erick Thohir mengatakan pemerintah berencana melakukan percepatan revisi aturan yang mendorong terciptanya ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia.
Adapun aturan tersebut adalah Peraturan Presiden (Perpres) No 55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
"Iya dong (diberlakukan tahun ini), secepat mungkin dong," ujar Erick saat ditemui di Kementrian ESDM, Kamis (23/11/2023).
Baca Juga: Subsidi EV Lambat, Erick Thohir Ungkap Alasannya
Ketika dikonfirmasi mengenai target selesainya revisi tersebut ia menekankan akan didorong pada bulan Ini, bahkan Erick menargetkan dapat dirampungkan sebelum pelaksanaan COP-28.
"Kita dorong bulan ini, sebelum COP-28 bahkan maunya, tapi kan kalau di Indonesia tanda tangan perpres kalau masing-masing menteri 2 minggu sampai sebulan," ujarnya.
Erick mengatakan, langkanya baterai kendaraan listrik menjadi penyebab lambannya penyerapan EV di Indonesia. "Memang (baterai langka jadi penghambat penyerapan), yang namanya produksi mobil listrik dibandingkan demand mobil listrik kan sekarang belum sesuai masih ngantri cukup panjang makanya," ucapnya.
Lanjutnya, perlu adanya terobosan agar investor mau menanamkan modalnya untuk industri EV di Indonesia.
Menurutnya, akan percuma untuk mendorong masyarakat agar membeli mobil jika mobilnya belum ada di market. "Dan Ini kenapa kita dorong makanya pemerintah ada subsidinya," ucapnya.
Baca Juga: Gandeng Australia, Pemerintah Makin Serius Dorong Ekosistem EV di Indonesia
Mengenai motor listrik, ia melihat bahwa motor itu di belahan dunia lain tidak sedominan di Indonesia. Artinya memang kalau bicara baterai motor sendiri itu memang populasinya lebih kecil lagi.
"Itulah kenapa nanti di perpres itu nanti ada turunanya solusi untuk bagaimana perubahan dari motor sebelumnya menjadi motor listrik, jenis baterainya seperti apa, tapi kalau baterainya sendiri belum ada makanya kita mengundang kalau ada yang mau investasi baterai motor kita sangat terbuka," ungkapnya.
Menurutnya, diperlukan kesabaran dalam menyambungkan daripada kebutuhan market dan produksi yang belum menemui titik terang.
"Makanya itu pemerintah nanti ngeluarin perpres 55 dan juga mendorong makin banyaknya investasi di Indonesia baik mobil dan baterainya termasuk insentifnya supaya kita juga dorong demand-nya kalau bisa misalnya seluruh mobil di Indonesia nanti 50 persen jadi listrik misalnya," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: