Massa Kompak Sebut Harga Kebutuhan Pokok Makin Mahal, Anies Baswedan Tanya Serius: Mau Diteruskan atau Tidak?
Calon Presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan menyampaikan orasi di hari pertama kampanye salah satunya di GOR Ciracas Jakarta Timur pada Selasa (28/11/23).
Dalam acara yang dihadiri massa tersebut, Anies bertanya-jawab dengan mereka mengenai kondisi hari ini.
Pertanyaannya antara lain mengenai harga kebutuhan pokok, ketersediaan lapangan pekerjaan, hingga kualitas pelayanan kesehatan.
“Kebutuhan pokok murah atau mahal?”
“Mahal!,
Baca Juga: Jokowi Singgung Hak Hidup Rakyat Palestina di APEC Economic Leaders Retreat
“Kita terusin mau? Kalau terusin gimana?
“Nggak mau,”
“Perlunya ?
“Perubahan,” demikian interaksi Anies dengan massa yang hadir..
Anies menegaskan perubahan bukan sekadar mengganti seorang presiden dan wakilnya karena itu sudah ada batas waktunya.
Perubahan yang dimaksud menurut Anies adalah membuat rakyat tidak lagi merasakan kesulitan sehingga perlu adanya perubahan lewat kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat.
“Pertanyaannya kebijakannya mau diteruskan atau dibuah? Ubah. Itu jawaban yang kita butuhkan untuk Indonesia adil makmur untuk semua,” jelasnya.
“Kalau ditanya kenapa kita mau perubahan? Jawabannya gampang, emangnya mau mahal terus? kalau nggak mau berarti perlunya? Perubahan. Memang mau urus RS ribet terus? Maunya apa? Perubahan,” tambahnya.
Anies juga menyinggung soal pengalaman di Pilkada DKI Jakarta 2017 di mana ia selalu ditempatkan di urutan 3 oleh lembaga survei tetapi justru keluar sebagai pemenang.
“Alhamdulillah perjuangan kita di Jakarta yang didera pesimisme yang dikatakan di semua survei nomor 3 hasilnya malah jadi nomor 1,” jelasnya.
Baca Juga: Anies Baswedan: Indonesia saat Ini Penuh dengan Ketidakadilan
Anies mengatakan kemenangannya saat itu bisa terjadi karena adanya perjuangan bersama rakyat yang ingin adanya keadilan.
Ia pun mengajak kembali masyarakat yang ingin adanya perubahan untuk berjuang bersama di Pilpres 2024.
“Insya Allah perjuangan kita kalau kita lihat pengalaman di Jakarta biarlah survei mengatakan nomor 3, kenyataannya nomor 1. Kenapa? Karena ibu bapak semua berjuang mengubah kondisi kita. Kalau kita tidak berjuang tidak ada perubahan,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: