Sehat Finansial Jelang Akhir Tahun ala Astra Life, Cek 5 Indikatornya
Memasuki akhir tahun 2023, saatnya mengevaluasi dan memperbaiki kondisi finansial serta bersiap untuk langkah berikutnya.
Sepanjang tahun 2023, bagi mereka yang sudah menghabiskan waktu dan dana untuk memenuhi kebutuhan pribadi seperti berolahraga, pergi ke festival musik, hingga berlibur di dalam atau luar negeri, terutama bagi keluarga muda, generasi sandwich, dan para pencari nafkah, sebaiknya tetap menjaga cash flow yang sehat agar dapat meningkatkan kesehatan finansial di tahun berikutnya.
Berdasarkan survei Katadata Insight Center dan Astra Life pada September 2021 terhadap 1.828 responden usia produktif, yaitu 25-45 tahun, yang tersebar di seluruh Indonesia, mayoritas 88,1% dari seluruh generasi sandwich di Indonesia memilih menabung untuk menjaga aset, dan sebanyak 69,8% sudah melakukan investasi di berbagai instrumen seperti logam mulia (31,7%), reksadana (21,6%), saham (16,5%), deposito (14,9%), dan lainnya (7%).
Kesadaran generasi sandwich terkait menabung hingga investasi ini dapat menjadi dorongan untuk memperhatikan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan indikator kesehatan finansial.
Windy Riswantyo, Marketing, Alternate & Direct Business Group Head Astra Life, mengatakan, “Penting untuk memiliki tujuan hidup jangka pendek dan jangka panjang, agar memiliki komitmen dan berusaha menjaga kesehatan finansial. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui berbagai indikator secara menyeluruh, mulai dari cash flow, aset, hutang, dana darurat hingga kebutuhan perlindungan jiwa dan kesehatan, sebab semuanya saling berkaitan dan dapat menjadi bekal di tahun berikutnya.”
Astra Life, sebagai perusahaan asuransi jiwa yang secara rutin mengedukasi masyarakat tentang literasi finansial, merangkum 5 indikator untuk meningkatkan kesehatan finansial sebagai berikut:
1. Menjaga Cash Flow Tetap Positif
Menerapkan gaya hidup hemat boleh saja, asalkan tidak pelit terhadap diri sendiri dan keluarga. Misalnya, untuk memenuhi gizi harian, perlu tetap diperhatikan agar tidak jatuh sakit dan akhirnya mengeluarkan biaya mahal untuk pengobatan.
Budgeting sangat diperlukan, dengan mencatat pengeluaran harian keluarga untuk menganalisis kebocoran halus pada pengeluaran bulanan. Selanjutnya, agar cash flow tetap positif, bisa juga memikirkan cara untuk menambah penghasilan dengan meningkatkan keterampilan atau karir.
2. Lunasi Hutang Konsumtif dengan Bijak
Selesaikan hutang yang sudah dimulai. Sebisa mungkin kurangi hutang konsumtif agar tidak menghambat aktivitas finansial lainnya. Salah kaprah yang sering ditemui adalah melunasi hutang dengan cara berhutang. Hal ini termasuk cara yang tidak bijak, yang pada akhirnya hanya akan menumpuk hutang.
3. Jaga Efektivitas Dana Darurat
Sebaik-baiknya melakukan perencanaan keuangan dengan memperhitungkan risiko-risiko yang dapat mengancam tercapainya tujuan finansial. Risiko seperti membetulkan aset yang rusak hingga terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) memerlukan dana darurat. Idealnya, dana darurat sebaiknya mencapai 3 sampai 6 kali pengeluaran bulanan, karena biasanya seseorang membutuhkan waktu 3 hingga 6 bulan untuk mendapatkan pekerjaan atau sumber penghasilan baru setelah terkena PHK.
4. Asuransi Jiwa untuk Pencari Nafkah
Selain risiko PHK, terdapat risiko-risiko kehidupan yang lebih serius yang dapat menyebabkan terhentinya sumber nafkah, seperti terkena penyakit kritis atau tutup usia dini. Oleh karena itu, penting bagi pencari nafkah untuk memiliki asuransi jiwa sebelum melakukan investasi.
Jika suami-istri sama-sama bekerja, masing-masing perlu asuransi jiwa yang dapat disesuaikan dengan porsi nafkah yang dihasilkan. Penghitungan kebutuhan Uang Pertanggungan (UP) asuransi dapat dilakukan menggunakan rumus Income Replacement Base (IRB) atau dengan menghitung UP berdasarkan rata-rata pendapatan per bulan dari suami atau istri, lalu diakumulasikan dalam setahun dan dikalikan dengan jangka waktu dana. Uang Pertanggungan ini diharapkan dapat menopang ahli waris hingga dapat kembali mandiri secara finansial.
Saat ini, Astra Life menyediakan akses untuk membeli asuransi semudah berbelanja di e-commerce melalui ilovelife.co.id.
Mengakses asuransi secara online menjadi pilihan alternatif jika tidak ingin bertemu dengan tenaga pemasar asuransi. Bahkan, mengakses asuransi secara online juga memiliki transparansi yang sama seperti bertransaksi dengan tenaga pemasar.
Transparansi ini dapat mengurangi tambahan biaya dadakan, dengan semua informasi disampaikan secara jelas di depan. Halaman Frequently Asked Questions (FAQ) juga tersedia untuk memudahkan nasabah jika ada hal yang perlu ditanyakan. Biaya yang dibayarkan atau premi tercantum dengan jelas.
Manfaat yang dapat disimulasikan, seperti plafon kamar dan kenaikan premi, serta segala jenis pengecualian yang dapat membuat klaim nasabah ditolak, juga dapat diketahui melalui Ringkasan Informasi Produk atau Layanan (RIPLAY) yang dapat mudah diunduh.
5. Tingkatkan Aset Saham dan Investasi
Jika menabung dilakukan untuk menjaga aset, maka investasi perlu dilakukan untuk mengembangkan aset, terutama dalam melawan penurunan nilai aset akibat inflasi. Sebelum melakukan investasi, penting untuk memahami risiko-risiko investasi agar dapat menghindari investasi bodong dan memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko, mulai dari rendah hingga tinggi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: