Calon Presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto mengatakan dalam agama Islam pemimpin harus paham mengenai perang.
Hal ini Prabowo sampaikan di acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) III Majelis UIama Indonesia (MUI) di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Sabtu (2/12/23) malam.
Menurut Prabowo, kepemimpinan memang perlu dasar kuat mengenai perang agar ke depannya suatu negara tidak diperlakukan sewenang-wenang.
“Saya kira Bapak-bapak sebagai ahli dalam bidang Islam paham bahwa dalam Islam pemimpin itu harus mengerti dan paham tentang perang,” jelasnya.
Baca Juga: Janji Makan Siang Gratis Prabowo Tak Bisa Atasi Masalah Stunting, Pakar: Tidak Cukup!
“Kita tidak ingin perang, tapi kita mengerti mereka yang tidak kuat akan ditindas dan kita pernah mengalami, kita pernah mengalami ratusan tahun dijajah,” tambahnya.
Menteri Pertahanan itu menyinggung masa Imperium Ottoman yang berkuasa sangat lama di mana menurutnya hal itu bisa terjadi bukan tanpa alasan.
Menurut Prabowo, Ottoman pegang ajaran kuat yang diajarkan ke calon-calon pemimpinnya sehingga pernah berkuasa lama dan kuat yakni tentang kesinambungan beberapa faktor untuk wujudkan kesejahteraan rakyat.
Dalam hal ini seperti tentara yang kuat, kekayaan, serta kemakmuran.
“Tidak ada negara tanpa tentara yang kuat. Tidak ada tentara yang kuat tanpa uang. Tidak ada uang tanpa kemakmuran. Tidak ada kemakmuran tanpa rakyat yang bahagia dan sejahtera,” jelasnya.
“Kita tidak mungkin mencapai kemakmuran kalau rakyat tidak bahagia dan sejahtera. Tidak ada rakyat yang bahagia dan sejahtera tanpa pemerintah yang bersih dan adil,” tambahnya.
Mengenai kontestasi pemilihan pemimpin nasional, Prabowo mengungkapkan ia merasa paham apa yang jadi masalah di Indonesia sehingga masih berhasrat maju di Pilpres 2024.
Menurutnya semua akan kembali pada rakyat apakah akan memberikan mandat ke dirinya atau ke calon lain.
Baca Juga: Jurus Prabowo Tangani Masalah Terorisme: Rakyat Tidak Boleh Kurang Makan
“Saya maju untuk menawarkan diri untuk berbakti ke negara, saya ingin diberi mandat, saya ingin diberi kesempatan untuk memimpin karena saya merasa saya paham dan mengerti apa yang terjadi pada bangsa ini, saya paham bahaya-bahaya yang dihadapi bangsa ini, karena itu saya terus berjuang tapi di atas jalan yang benar UUD saya datang di hadapan rakyat dan saya minta mandat, kalau rakyat memberi mandat ke saya, saya siap bekerja, kalau tidak beri mandat ya sudah tak masalah,” ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: