Calon Presiden Koalisi Perubahan, Anies Baswedan buka suara terkait dengan konsekuensi sikap apatisme, dirinya mengatakan penyimpangan semakin marak karena dibiarkan tak diawasi di Indonesia.
Ia mengatakan, sikap apatisme membuat penyimpangan yang seharusnya dikatakan salah menjadi sesuatu yang lumrah karena tak adanya konsekuensi akibat sikap apatis dari masyarakat.
Baca Juga: Mendongkrak Akses Pendidikan, Anies Baswedan Ingin Sempurnakan KIP
"Karena sedikit-sedikit jadi tidak kelihatan. Kita membiarkan penyimpangan hingga merasa tidak menjadi masalah lagi," kata Anies, dilansir pada Jumat (22/12).
Anies menegaskan yang seharusnya menjadi penjaga etika dalam hal ini adalah semua pimpinan termasuk masyarakat yang harusnya menjadi pemimpin dari Indonesia. Salah satu yang menjadi sorotannya adalah keputusan dari Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK).
"MKMK itu mengatakan ada pelanggaran kode etik berat. Itu bukan tuduhan. Itu adalah putusan MKMK. Karena itu saya tidak bertanya tentang langkah. Tapi saya bertanya tentang langkah. Bertanya perasaan mendengar itu," tutur Anies.
Anies mengaku mendengar dan merasakan ada hal yang tidak tepat. Dia berasumsi bila negeri ini melakukan kompromi pada kode etik maka pelan-pelan urusan lain akan rusak.
“Apa yang terjadi? Yang saya istilahkan ordal (orang dalam). Merasakan? Anak muda berprestasi melamar kerjaan kalah. Kalah dengan siapa? Ordal," katanya.
Anies tidak menginginkan fenomena ordal berlanjut. Hal ini menurutnya akan berdampak turunnya standar kualitas dari Indonesia.
Baca Juga: Beber Alasan Tampil Memukau saat Debat, Anies Baswedan: Harus Bersenyawa dengan Ide
"Mau standar kita diturunkan? Tidak. Jadi apa yang dibutuhkan? Perubahan," tutur Anies.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar