Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) berupaya terus mendorong peningkatan konsumsi gas domestik guna mempercepat transisi energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT).
Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengatakan, dalam rangka percepatan transisi energi, BPH Migas terus berupaya mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri dan memberikan kepastian kepada pelaku usaha sektor gas bumi untuk berinvestasi.
"Untuk kinerja sub sektor gas bumi, tahun ini, BPH Migas telah menetapkan dua penetapan tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa (sebesar 100% dari target), yaitu penetapan tarif untuk PT Persada Agung Energi dan PT Pertamina Gas untuk PT Petro Kimia Gresik," ujar Erika dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (31/12/2023).
Erika mengatakan, BPH Migas juga telah mendukung penyediaan energi bersih yang terjangkau melalui penetapan harga gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil.
Baca Juga: Timnas AMIN Sebut Hilirisasi Digital Kubu Sebelah Tak Ada dalam Literatur Akademis
Dimana, pada tahun 2023 ini telah ditetapkan harga gas bumi untuk 6 kabupaten/kota atau mencapai 100% dari target.
"Selain itu, dalam hal pembangunan infrastruktur gas bumi melalui pipa, saat ini telah mencapai 22.478,62 km (sebesar 103% dari target 21.900 km) yang meliputi panjang pipa transmisi sebesar 5.360,46 km, panjang pipa distribusi sebesar 6.241,03 km dan panjang pipa jargas sebesar 10.877,13 km," ujarnya.
Indonesia memiliki target Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada bauran energi nasional pada tahun 2025. Kebijakan ini, yang dipadukan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi hingga 29% pada tahun 2030, merupakan upaya yang jelas menuju sistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Dalam berbagai kesempatan berbeda, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menekankan pentingnya gas bumi dalam transisi energi fosil ke EBT yang ramah lingkungan sesuai target Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat. Gas bumi akan menjadi jembatan penerapan EBT seratus persen.
Baca Juga: Pertamina dan Sonatrach Perkuat Kerja Sama Migas dari Hulu hingga Hilir
"Bagi Indonesia, selama transisi menuju Net Zero Emission pada tahun 2060, minyak dan gas akan terus memainkan peran penting dalam mengamankan pasokan energi, khususnya di bidang transportasi dan pembangkit listrik. Gas akan digunakan untuk menjembatani 100% penerapan pembangkit energi terbarukan," ujar Arifin.
Menurut Arifin, gas bumi menjadi faktor penting dalam transisi energi di Indonesia dan untuk sebagai respons terhadap peningkatan permintaan dalam negeri, Pemerintah secara aktif mengupayakan perluasan infrastruktur gas untuk memfasilitasi integrasi pasokan dan permintaan yang lancar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Bayu Muhardianto