Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Minta Prabowo Tahan Emosi, Pengamat: Hati Tak Boleh Didikte Kejengkelan!

        Minta Prabowo Tahan Emosi, Pengamat: Hati Tak Boleh Didikte Kejengkelan! Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat Kebijakan Publik, Nur Iswan menyorot tajam pernyataan kontroversial dari Prabowo Subianto. Ini terkait kejengkelannya terhadap pembahasan soal tanah di Debat Ketiga.

        Iswan mengatakan, setiap pasangan calon harus menjaga kondusivitas dan kesehatan berdemokrasi dengan menahan diri dan tidak menggunakan diksi tendensius.

        Baca Juga: Viral Kejengkelan Prabowo, PKB: Mungkin Gak Bisa Jawab Pertanyaan Cerdas

        “Diksi kata yang kasar seperti bodoh, goblok, bacot, dan bangsat hendaknya tidak dipergunakan. Terlebih lagi jangan sampai diucapkan oleh paslon atau tokoh dari semua kubu,” tegasnya saat dimintai pendapatnya mengenai ucapan kata ‘bodoh’ oleh Capres 02 di Riau (09/01/24)

        Nur Iswan menyesalkan dan menyayangkan apabila ada paslon, tokoh pendukung atau Timses yang tidak bisa menahan diri dan mengeluarkan kata tidak senonoh. 

        “Hati tidak boleh panas. Hati tidak boleh didikte oleh kejengkelan dan kemarahan yang berkepanjangan. Pikiran tetap harus jernih. Pemimpin kan harus bisa mengelola emosi dan perasaan.” Kata alumni School of Public Policy and Administration, Carleton University ini.

        Lebih lanjut Nur Iswan menyampaikan, semua paslon harus fokus merebut hati pemilih dengan cara menyampaikan rekam jejak, narasi atau gagasannya.

         “Semua paslon kan pasti punya gagasan. Jangan malah menyerang dengan diksi kata yang kasar. Itu malah bisa menghilangkan respek dan simpati pemilih, bukan?”imbuhnya.

        Pernyataan yang dianggap kurang tepat itu, disampaikan Capres 02 Prabowo Subianto pada acara Konsolidasi Relawan Prabowo-Gibran di GOR Remaja, Riau (09/01/24).

        Baca Juga: Isu Anies Serang Diri Prabowo, Pengamat: Jurus Melodrama 

        “Semua kan putra bangsa. Kompetisi politik memang kadang-kadang keras. Tapi pemimpin harus dingin, dewasa dan matang serta menjaga kesantunan dalam komunikasi publiknya,” tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: