Survei EPI Center: Elektabilitas Tinggi, Gelombang Dukungan Mengalir ke Prabowo-Gibran
Pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka memimpin dalam kontestasi Pilpres. Temuan survei Economics & Political Insight (EPI) Center menunjukkan elektabilitas pasangan nomor urut dua tersebut mencapai 50,2 persen.
Dengan capaian elektabilitas yang telah menembus 50 persen, Pilpres 2024 berpotensi kuat hanya akan berlangsung dalam satu putaran saja. Sementara itu kedua pasangan capres-cawapres lainnya bersaing ketat memperebutkan peringkat kedua.
Baca Juga: Komunikasi dengan Kubu Prabowo dan Ganjar, TKD Sulsel: Tunggu Hasil Pilpres
Untuk sementara elektabilitas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar unggul sebesar 21,3 persen, terpaut tipis dari Ganjar Pranowo-Mahfud MD yaitu 20,1 persen. Sisanya sebanyak 8,5 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
“Elektabilitas Prabowo-Gibran menembus hingga 50,2 persen, artinya diprediksi bakal memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran,” ungkap peneliti EPI Center Mursalin di Jakarta pada Sabtu (20/1).
Menurut Mursalin, setidaknya ada tiga faktor yang bisa menjelaskan tingginya elektabilitas Prabowo-Gibran.
“Pertama, tentunya faktor dukungan dari Presiden Jokowi kepada Prabowo, diperkuat dengan majunya Gibran sebagai cawapres,” tandas Mursalin.
“Majunya Gibran yang notabene putera sulung Jokowi memberi isyarat kuat dukungan mengarah kepada Prabowo alih-alih Ganjar,” lanjut Mursalin.
Sebelumnya Jokowi membagi dukungan kepada Ganjar, hingga terjadi perpecahan antara Jokowi dengan elite PDIP.
“Jokowi akhirnya memilih mendukung Prabowo, mantan rivalnya dalam dua kali Pemilu,” tegas Mursalin.
Baca Juga: Lewat Senam Geulis Gemoy, Golkar Siap Menangkan Prabowo-Gibran di Jabar!
Usai Pemilu 2019, Jokowi menawarkan rekonsiliasi dan mengajak Prabowo bergabung ke dalam pemerintahan dengan memberi posisi sebagai Menteri Pertahanan.
Faktor kedua adalah pergeseran pemilih Jokowi pada Pemilu 2014 dan 2019, mengikuti arah dukungan Jokowi.
“Terjadi gelombang perpindahan dukungan, pemilih yang awalnya masih mendukung Ganjar kini beralih sepenuhnya mendukung Prabowo,” terang Mursalin.
Praktis pemilih Ganjar sekarang lebih didominasi pemilih PDIP, terlihat dari elektabilitas Ganjar-Mahfud dan PDIP hanya berselisih sedikit.
“Bahkan ada potensi pembangkangan pemilih PDIP, terbukti dari mundurnya pentolan seperti Maruarar Sirait,” jelas Mursalin.
“Faktor ketiga yaitu korelasi antara tingkat kepuasan publik dengan elektabilitas capres-cawapres yang didukung Jokowi,” Mursalin menambahkan.
Publik yang merasa puas cenderung mendukung Prabowo-Gibran, sisanya diperebutkan oleh Ganjar-Mahfud. Sebaliknya, publik yang merasa tidak puas lebih cenderung memilih Anies-Cak Imin yang menggaungkan jargon perubahan.
“Wacana keberlanjutan versus perubahan menjadi salah satu faktor yang menentukan keputusan publik memilih capres-cawapres,” ujar Mursalin.
Dengan sisa waktu menuju pencoblosan kurang dari sebulan lagi, kecil kemungkinan bakal terjadi perubahan signifikan pada peta kontestasi Pilpres.
“Pemilu diperkirakan bakal finish pada 14 Februari 2024, dimenangkan oleh pasangan Prabowo-Gibran,” pungkas Mursalin.
Survei Economics & Political Insight (EPI) Center dilakukan pada 9-15 Januari 2024, secara tatap muka kepada 1200 responden mewakili 38 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar