Didukung Perbankan Syariah, BI Proyeksikan Ekonomi Syariah Tumbuh 4,7%-5,5% di 2024
Ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) Indonesia pada tahun 2023 melanjutkan pertumbuhan positif didorong oleh kinerja sektor unggulan Halal Value Chain (HVC) yang tumbuh sebesar 3,93% (yoy). Secara keseluruhan, sektor unggulan HVC menopang hampir 23% dari ekonomi nasional, secara berurut dikontribusikan oleh sektor Pertanian dan Makanan Minuman Halal, Pariwisata Ramah Muslim (PRM) serta Fesyen Muslim. Pada tataran global, kinerja eksyar Indonesia juga mencatatkan kenaikan peringkat State of The Global of Islamic Economic (SGIE) menjadi peringkat ketiga pada tahun ini.
Demikian intisari Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2023 yang mengangkat tema “Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional" yang diluncurkan pada hari ini (26/2/2024), di Jakarta. KEKSI 2023 mengulas capaian dan strategi pengembangan eksyar sepanjang tahun 2023, serta prospek dan arah kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam mengembangkan eksyar di tahun 2024. Baca Juga: Potensi Ekonomi Syariah Tinggi, Ini Wejangan untuk Penerus Kerja Presiden Jokowi
Deputi Gubernur BI, Juda Agung, dalam peluncuran KEKSI 2023 menyampaikan bahwa BI memproyeksikan pada 2024 eksyar akan tumbuh sebesar 4,7%-5,5% (yoy) dengan didukung pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah yang diprakirakan akan tumbuh pada kisaran 10%-12% (yoy).
"Hal ini sejalan dengan implementasi berbagai inisiatif strategis nasional seperti kewajiban sertifikasi halal sesuai mandat Undang-Undang Jaminan Produk Halal, inovasi pada sektor keuangan sosial syariah, program kolaborasi antar Kementerian dan Lembaga, serta digitalisasi eksyar yang semakin masif," ujarnya.
Lebih lanjut, Juda Agung mengungkapkan, BI berkomitmen melanjutkan kebijakan pengembangan eksyar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi melalui 3 (tiga) program utama. Pertama,pengembangan sektor unggulan, khususnya sektor Makanan-Minuman Halal dan Fesyen muslim. Kedua,penguatan keuangan komersial dan sosial syariah, serta pengembangan pasar uang syariah, melalui instrumen Sukuk Bank Indonesia (SukBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SuVBI).
"Ketiga,peningkatan literasi melalui penyelenggaraan Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) di tiga wilayah Indonesia mencakup Regional Sumatera, Kawasan Timur Indonesia dan Jawa dan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang berskala internasional serta penguatan kepemimpinan di fora internasional," tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Friderica Widyasari Dewi turut menyampaikan dukungan OJK atas komitmen terwujudnya visi Indonesia menjadi pusat halal global dunia.
"Untuk mengoptimalkan multiplier effect dari eksyar, meningkatkan kualitas SDM serta mendorong literasi eksyar, OJK secara khusus telah menyiapkan beberapa program diantaranya Kelompok Kerja Literasi Dan Inklusi Keuangan Syariah (Pokja LIKS), Syariah Financial Fair (SYAFIF), Forum Edukasi dan Temu Bisnis Keuangan Syariah bagi santri UMKM (FEBIS), dan kolaborasi dengan Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS) beserta asosiasi dan industri jasa keuangan syariah," jelasnya. Baca Juga: Arief Rosyid Hasan Tegaskan Pengembangan Ekonomi Syariah Era Jokowi akan Dilanjutkan Prabowo Gibran
Sejalan dengan itu, Staf Ahli Kementerian Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal, Arief Wibisono memaparkan ekonomi sosial syariah berperan besar dalam meningkatkan aspek kebermanfaatan eksyar bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
"Untuk itu, sinergi perlu terus didorong guna meningkatkan pertumbuhan eksyar yang semakin maju dengan fokus utama pada pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: