Arief Rosyid Hasan Tegaskan Pengembangan Ekonomi Syariah Era Jokowi akan Dilanjutkan Prabowo Gibran
Tokoh Ekonomi Syariah, Muhammad Arief Rosyid Hasan, menghadiri Grand Opening Merial Syariah Boutique Hotel yang berlokasi di Jalan Cipaganti No. 4, Taman Sari, Bandung Wetan, Kota Bandung, Sabtu (24/2).
Peresmian Merial Syariah Boutique Hotel ini dihadiri sang pemilik, Fahmi Darmawansyah beserta istri Ineke Koesherawati. Hadir pula beberapa selebritas seperti Sahrul Gunawan dan istri mendiang Ustadz Jefri Al Buchori, Umi Pipik Dian Irawati.
Dalam sambutannya, Arief yang juga mantan Komisaris Bank Syariah Indonesia (BSI) menyampaikan selamat dan menyambut baik peresmian Merial Syariah Boutique Hotel.
“Tentu ini sebuah kebahagiaan, karena penciptaan kita di muka bumi semata-mata untuk berkhidmat, semata-mata utk mengabdi kepada Allah SWT,” kata Arief.
Arief dalam kesempatan ini menyinggung, potensi ekonomi syariah di Indonesia mencapai sekitar Rp4.000 triliun. Namun, baru sekitar 10 persen yang baru termaksimalkan. Sehingga menurutnya, investasi di sektor ekonomi dan keuangan syariah adalah yang paling menjanjikan.
“Investasi di jalan ekonomi dan keuangan syariah inilah pilihan yang paling benar. Karena ternyata masih ada 90 persen atau sekitar Rp3.600 triliun yang belum teroptimalkan. Jadi potensi yang sangat besar ada di fesyen, properti kemudian ada di ziswaf, dan di perbankan, salah satunya yang terbesar yang kini sudah maju yakni BSI, inshaAllah menyusul Bank Muamalat dan BTN Syariah,” tutur Arief.
Baca Juga: Transaksi Komoditi Syariah di ICDX Tembus Angka Rp1 Triliun, Ini Kata Pengamat
“Semua pembiayaan di sektor syariah bisa jauh lebih besar. Jadi mumpung semua pembiayaan di sektor syariah jauh lebih besar, mumpung semua sedang dibesarkan perbankannya tentu saja turunan bisnisnya tentu saja akan semakin berkembang,” sambungnya.
Selain itu, Ketua Umum PB HMI Periode 2013-2015 ini menyebut, visi Indonesia Maju tak mungkin bisa diwujudkan jika ekonomi dan keuangan syariah tidak ikut bertumbuh besar.
“Jadi Indonesia Maju, pertumbuhan ekonomi kita nanti katanya bisa 6-7 persen, harapannya ke depan mencapai 10 persen. Pendapatan per kapita kita masih diangka 4.580 USD, untuk menjadi Negara Maju harus tiga kali lipat, mencapai 13 ribu USD misalnya. Tidak bakal tercapai kalau ekonomi dan keuangan syariah tidak signifikan. Mengapa? Karena 87 persen penduduk Indonesia ini adalah Muslim,” ujar Arief.
Karena itu ia menekankan pentingnya memperluas aktivitas ekonomi usaha di sektor ekonomi syariah. Sebab kata Arief, ekonomi dan keuangan syariah sangat berpotensi di masa saat ini dan masa mendatang.
“Sektor ekonomi keuangan syariah ini sangat potensial tidak hanya di masa-masa yang akan datang tapi di masa-masa yg sekarang, karena bank-nya lagi digedein, semua sama pemerintah, ke depan tentu dibutuhkan afirmasi-afirmasi dari pemerintah,” ungkapnya.
Di kesempatan yang sama, Owner Merial Syariah Boutique Hotel Fahmi Darmawansyah mengatakan, hotel yang berkonsep syariah ini diberi nama Merial yang memiliki arti "Mencari Ridho Allah". Sehingga ia berharap hotel empat lantai ini mendapatkan keberkahan bagi pihaknya dan orang-orang sekitar.
“Kenapa namanya Merial? Ini karena mencari ridho Allah. mudahan-mudahan dengan adanya Merial ini, kita bisa mencari keberkahan,” kata Fahmi.
Fahmi memaparkan, selain Merial Syariah Boutique Hotel, pihaknya juga mengembangkan usaha di sektor lain seperti di Merial Health, Merial Institute dan Merial Energi. Ia pun memuji Muhammad Arief Rosyid Hasan sebagai sosok anak muda yang juga pejuang ekonomi syariah.
“Jadi dari Merial Institute misalnya, sudah ikut menjadikan anak muda mencari ridho Allah. Saya apresiasi Pak Arief sebagai pejuang syariah, mantan Komisaris BSI,” ucap Fahmi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement