WE Online, Surabaya - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Satya Widya Yudha dalam konferensi pers di Surabaya mengatakan proyek pengelolaan minyak Lapangan Banyu Urip, Bojonegoro akan membawa dampak sosial yang sangat besar bagi masyarakat sekitar wilayah operasi.
"Yang penting adalah dampak sosial dari proyek ini, di mana masyarakat di wilayah operasi akan senang karena ada penggerak ekonomi baru dari sektor minyak dan gas bumi," kata Satya, Minggu (12/4/2015).
Menurut dia, proyek tersebut mampu meningkatkan kemampuan tenaga lokal yang pada awalnya hanya berada di tingkat "low skill" (berkemampuan rendah) menjadi "high skill" (berkemampuan tinggi).?Tenaga perminyakan terbaik bisa dihasilkan dari wilayah setempat, dan akan menjadi keuntungan yang berkelanjutan, ujarnya, usai meninjau proses "lifting" minyak mentah di FSO Gagak Rimang.
"Minyak akan habis, tapi kemampuan mereka tidak karena bisa digunakan di mana saja asalkan ada tempat pengolahan minyak di dunia. Ekonomi pun tidak mati begitu saja, berbeda dengan minyak yang bisa habis," tukasnya.
Anggota DPR-RI dari Fraksi Parta Golkar itu juga meminta ExxonMobil dan Pertamina agar terus mengembangkan potensi lokal dan mengindari eksklusifitas pengelolaan, sehingga hasilnya bisa dinikmati oleh semua lapisan.?Lebih lanjut, ia berharap proyek ini akan menjadi pemicu pada usaha gas nasional, demi terciptanya kondisi yang sama.
"Saya ingin ada 'spirit' yang sama. Saya yakin industri migas sudah terbiasa pada turun naiknya harga minyak atau kurs. Tapi yang penting untuk ditiru adalah dampak sosial dari proyek semacam ini," tutur Satya.
Pada lifting itu, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) akan mengirimkan 550.000 barrel minyak mentah dari FSO Gagak Rimang ke kilang Pertamina di Cilacap dan Balongan dengan menggunakan Kapal Tanker Mt. Gunung Geulis milik Pertamina.
Kontrak Kerja Sama (KKS) Blok Cepu tersebut merupakan hasil kesepakatan yang telah ditandatangani oleh pemerintah dan kontraktor KKS pada 17 September 2005.?Kontraktor KKS Blok Cepu antara lain PEPC dengan kepemilikan saham 45 persen, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan Ampolex Cepu PTE LTD 45 persen, dan BUMD setempat sebesar 10 persen. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: