Ternyata Oh Ternyata! Begini Penjelasan Ahli Soal Bansos Tingkatkan Suara Calon yang Didukung Penguasa
Ekonom dari Universitas Indonesia, Vid Adirson memberi penjelasan mengenai bansos yang disalurkan kekuasaan ke rakyat miskin dan berdampak pada perolehan suara Paslon yang didukung kekuasaan atau petahana.
Hal ini Vid sampaikan saat menjadi Ahli yang dihadirkan pihak tim hukum Anies-Muhaimin (AMIN) sebagai ahli dalam sidang lanjutan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta, Senin (01/04/2024).
Vid mengungkapkan pemberian bansos ke masyarakat akan berpengaruh kepada perolehan suara calon yang didukung oleh kekuasaan atau petahana.
Vid juga mengungkapkan temuan angka yang diperolehnya belum termasuk bansos tambahan (bukan rutin). Secara spesifik hal ini menurut Vid terjadi di daerah yang memang angka kemiskinannya tinggi.
“Kebijakan pemerintah yang ditargetkan untuk masyarakat miskin seperti bansos akan meningkatkan suara petahana atau kandidat yang didukung petahana. Sebagai ilustrasi, di tingkat provinsi yang kemiskinan sekitar 10 persen maka akan ada tingkatkan margin sebesar 6,2-9 persen antara pemenang dengan total seluruh kandidat jadi bukan yang pertama dan kedua tapi pertama dengan total kandidat, perlu diingat margin tersebut belum memperhitungkan dampak bansos ad hoc, jadi murni masih bansos rutin, beberapa bansos ad hoc itu blt el nino, bantuan pangan beras, dll,” jelasnya.
“Saya menggunakan data hasil pilpres dari 2004-2024 dan melihat apa yang menentukan perolehan suara, kesimpulan besarnya adalah petahana atau kandidat yang didukung petahana akan mendapatkan presentase suara yang lebih tinggi, dan presentase suara pemenang lebih tinggi di daerah yang kemiskinan lebih tinggi,” tambahnya.
Baca Juga: Terbongkar! Ahli Sebut Bansos Tingkatkan Perolehan Suara Calon yang Didukung Petahana
Terkait bagaimana bansos bisa berdampak pada perolehan suara kandidat yang didukung petahanan, Vid mengungkapkan beberapa alasan.
Pertama menurutnya masyarakat tak bisa menyangkal bahwa adanya bansos yang mereka terima merupakan dari pemerintah, dan pemerintah pun bisa mengklaim bahwa bansos adalah hasil kerja mereka.
“Kedua bansos ini memang menargetkan masyarakat miskin, ingat nilai itu akan berbeda tergantung income seseorang bagi seorang miskin 200 ribu itu luar biasa dibandingkan dengan yang berpendapat tinggi,” jelasnya.
Perilaku Myopic masyarakat menurut Vid juga ambil andil di mana mereka punya kecenderungan ingat apa yang dekat dibandingkan momen lainnya yang telah lama terjadi atau yang akan datang lebih lama.
“Ketiga perilaku myopic yang cenderung dimiliki masyarkaat, kecenderungan mereka memerhatikan yang dekat terjadi dibandingkan dengan yang sudah lama terjadi atau yang akan terjadi beberapa tahun ke depan,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: