Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,11 Persen: 'Bukan karena Membaiknya Kinerja Pemerintah'
Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan Anis Byarwati angkat suara soal pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2024 tumbuh sebesar 5,11 persen.
Anis mengapresiasi pencapaian tersebut, meski demikian ia menekankan bahwa pertumbuhan yang terjadi bukan faktor tunggal kinerja pemerintah.
Menurut Anis, faktor seasonal jadi penyebab pertumbuhan tersebut bisa terjadi.
"Tetapi kita mesti melihat apa yang menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi tersebut. Tidak sepenuhnya karena membaiknya kinerja ekonomi Pemerintah, tetapi lebih banyak karna faktor musiman (seasional) yang terjadi secara berbarengan," ujarnya di Jakarta, dikutip dari laman fraksi.pks.id, Minggu (12/5/24).
Menurut anggota DPR RI Komisi XI ini pertumbuhan ekonomi triwulan I-2024 lebih banyak ditopang oleh faktor yang sifatnya musiman seperti pelaksanaan Pemilu dan bulan Ramadhan.
Pemilu dan Ramadan menurutnya jadi faktor peningkatan konsumsi masyarakat.
"Dua faktor inilah yang banyak mendorong terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat pada Tw I-2024. Selain itu, peningkatan konsumsi ini juga ditopang oleh faktor lainnya yang juga berdampak, yaitu bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat," ujar Anis.
Baca Juga: Biar Lebih Moncer, Menko Airlangga Dorong Perekonomian Lebih Transformatif
Anis wanti-wanti agar pemerintah segera memperbaiki kinerja bidang ekonomi karena faktor musiman tadi tak datang berulang.
"Akan tetapi, Pemerintah perlu segera memperbaiki kinerja ekonominya. Faktor musiman seperti Pemilu dan Ramadhan tidak akan terjadi lagi pada Tw II -2024 nanti. Bansos juga tidak akan lagi diberikan jor-joran oleh Pemerintah. Oleh sebab itu, Pemerintah perlu mengantisipasi dan mewaspadai kondisi tersebut," ungkapnya.
Legislator perempuan dari PKS ini juga menyebut pertumbuhan mencapai 5,11 persen sudah baik sebagai modal awal dengan catatan masih terlalu dini untuk memprediksi kondisi tersebut akan menjadi gambaran ekonomi hingga akhir tahun 2024.
"Tantangan ketidakpastian ekomomi dan volatilitas keuangan gobal masih sangat tinggi. Fenomena higher for longer untuk menggambarkan tingkat inflasi dan suku bunga bisa memicu pertumbuhan ekonomi weaker for longer, " tutur Anis.
"Ekonomi global masih sangat ringkih dan rapuh inilah yang kita khawatirkan akan berdampak terhadap kondisi perekonomian nasional. Apalagi kita akan menghadapi transisi kekuasaan pada bulan Oktober nanti. Kita berharap semuanya bisa berjalan baik dan Pemerintahan baru bisa bekerja secara optimal," katanya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Ekonomi Indonesia triwulan I-2024 terhadap triwulan I-2023 tumbuh sebesar 5,11 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 18,88 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 24,29 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: