Kekhawatiran NasDem PKS Akan Ditinggalkan Mitra Koalisi Karena Usung Anies-Sohibul Iman Berlebihan
Jurnalis Forum News Network (FNN) Hersubeno Arief merasa kekhawatiran Partai NasDem bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan ditinggalkan mitra koalisi karena mengusung Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilkada DKI Jakarta 2024 berlebihan.
Pasalnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang terlebih dahulu mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon gubernur (cagub) sepakat dengan keputusan PKS menduetkannya bersama Sohibul Iman, dengan syarat Anies tidak menjadi kader dari partai berwarna orange itu.
Baca Juga: Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada DKI Jakarta, PKS Terkesan Serakah
"Tetapi kalau tadi bahwa dikhawatirkan dengan keputusan PKS itu PKS akan ditinggalkan partai koalisi yang akan mengusung Anies ya saya kira mungkin kekhawatiran itu berlebihan, karena PKB sendiri sudah menyatakan sepakat dengan syarat Anies tidak menjadi kader PKS," ungkapnya, dikutip dari YouTube Hersubeno Point, Kamis (27/6).
Diketahui, Politisi NasDem Bestari Barus menduga PKS sedang bermain-main atau tawar menawar di Jakarta dengan mengusung Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilkada DKI Jakarta, karena posisinya berubah-ubah.
"Jadi ini kan PKS kemarin ngomong pokoknya wagub, tiba-tiba berubah, menjadi gubernur dan wagub dicalonkan begitu, saya melihat gini, harus realistis bahwa tidak satu partai pun yang bisa mencalonkan cagub untuk DKI Jakarta. Jadi kalau berkaca pada Pilpres kemarin, itu kan ada kesepahaman bahwa wakilnya kita serahkan kepada Anies gitu, tapi hari ini mungkin agak berbeda ini, tapi saya bisa membaca sebagai suatu ya lagi 'main-main' lah, lagi atur mengatur, bargaining," kata Bestari saat dihubungi, Rabu (26/6/2024), dikutip dari Detik.
Menurutnya PKS harus realistis, karena sudah diuntungkan dengan nama Anies pada Pemilu 2024, dan sekarang ditambah ingin menjadikan kadernya sebagai cawagub, padahal ini bisa menyebabkan partai-partai lain mundur.
"Harus realistis PKS bahwa mereka sudah dapat efek cukup baik pada pemilu sehingga memenangkan kursi Ketua DPRD (DKI Jakarta), tentu Pak Anies itu sangat identik PKS, belum lagi mau wakil gubernur, kemudian mau koalisi dengan siapa?" ucapnya.
Ia pun menyarankan PKS untuk tidak memasang harga mati dengan duet Anies-Sohibul Iman, karena berpotensi ditinggalkan mitra koalisinya, sehingga lebih baik menyerahkan urusan cawagub kepada Anies.
"Harus dibicarakan, jangan harga mati gitu, ini bisa kemudian nanti akhirnya PKS harus mencari siapa mitra koalisinya, kalau kita serahkan kepada Anies siapa yang akan diambil jadi calon wakilnya itu akan lebih menarik gitu. Saya kira itu. Bisa jadi justru malah kalau bertahan pada posisi itu, bisa jadi PKS tidak ikut di dalamnya, bukan ditinggal, nggak bisa ikut, ini kan harganya harga mati untuk Sohibul Iman, kita berpikir bahwa serahkan saja ke Pak Anies gimana Pak Anies pilih wakilnya," ujar dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya