Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berencana melakukan optimalisasi rekayasa cuaca di Ibu Kota Nusantara (IKN). Langkah ini bertujuan untuk membantu pembangunan IKN yang terkendala faktor alam, seperti tingginya curah hujan.
Meskipun Indonesia sedang memasuki musim kemarau, fenomena La NiƱa menyebabkan curah hujan tetap di atas normal. Selain itu, IKN yang berada di kawasan ekuator memiliki potensi hujan yang tinggi.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Koseto, menyatakan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk menjalankan operasi rekayasa cuaca.
"BMKG bekerja sama dengan TNI melaksanakan rekayasa cuaca yang kita kenal dengan operasi modifikasi cuaca di sana. Tujuannya untuk mengurangi curah hujan supaya tidak mengganggu pembangunan infrastruktur, agar targetnya segera selesai," ujar Tri Koseto.
Baca Juga: Prabowo, Gibran, dan Para Menteri Tertarik Tinggal dan Memerintah dari IKN?
Operasi rekayasa cuaca juga akan dilakukan pada 17 Agustus 2024, saat upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-79 Indonesia. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengakui bahwa intensitas hujan yang tinggi adalah salah satu penyebab lambatnya pembangunan infrastruktur di IKN.
"Dalam 30 hari terakhir, hanya 8 hari yang terang, selebihnya hujan. Sekarang mengaspal pun pakai tenda supaya tidak kena hujan," kata Basuki.
Terkait kesiapan upacara HUT ke-79 RI di IKN, Basuki mengatakan dirinya bertanggung jawab atas kesiapan sarana dan prasarana air dan listrik di ibu kota baru tersebut. Ia mengklaim bahwa kesiapan semuanya sudah bagus, termasuk rumah dinas untuk keempat menteri koordinator (Menko).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: