Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menko Airlangga Singgung Pembangkit Listrik Reaktor Nuklir saat Temui Perwakilan AS

        Menko Airlangga Singgung Pembangkit Listrik Reaktor Nuklir saat Temui Perwakilan AS Kredit Foto: Kementerian Perekonomian
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyinggung pemanfaatan teknologi Small Modular Reactor (SMR) sebagai Pembangkit Tenaga Listrik saat bertemu Under Secretary for Economic Growth US Department of States, Jose Fernandez di Kantor Kemenko Perekonomian, pada Senin (15/07/2024).

        Dikutip dari laman International Atomic Energy Agency (IAEA), Small Modular Reactor atau SMR secara definitif merupakan pembangkit tenaga listrik menggunakan reaktor nuklir secara modular yang mampu menghasilkan 300 Megawatt per unitnya.

        Baca Juga: Menko Airlangga Hartanto: Penyelesaian Legalitas Perkebunan Sawit Harusnya Selesai di 2023

        “Mempertimbangkan Indonesia sebagai negara kepulauan yang besar, diperlukan kapasitas energi listrik yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia. Reaktor nuklir yang dihasilkan melalui modular SMR, dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan tersebut,” kata Menko Airlangga pada keterangan rilis.

        Selanjutnya, Under Secretary, Fernandez menyebutkan bahwa pihaknya siap mendukung penggunaan SMR dan mendorong pihak swasta agar dapat membantu pengembangan dan kajian kelayakan untuk pembangunan reaktor tersebut di Indonesia. 

        Terdapat beberapa pelaku usaha pengelola reaktor nuklir untuk tenaga listrik yang menyatakan minat kerja sama di Indonesia. Indonesia juga telah memiliki beberapa laboratorium nuklir untuk kegiatan penelitian dan pengembangan.

        Sebelumnya, Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2024 tentang Tim Nasional Persiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia dalam Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organisation for Economic Co-operation and Development) atau Tim Nasional OECD. 

        Dengan bergabungnya Indonesia dengan OECD diharapkan dapat membantu terkait pengembangan ekosistem semikonduktor dalam memperkuat rantai pasokan global  melalui mekanisme International Technology Security and Innovation (ITSI) Fund. 

        “Proses aksesi Indonesia diharapkan mampu mendukung reformasi struktural yang berkelanjutan di Indonesia, serta mendukung penyempurnaan kebijakan dan regulasi sesuai referensi yang unggul,” tegas Menko Airlangga.

        Baca Juga: Tanggapi Soal Nahdliyin Temui Presiden Israel, Jokowi: Sikap Pemerintah Itu Jelas Sekali

        Diakhir pertemuan, keduanya juga membahas terkait critical minerals untk pengembangan mineral strategis seperti lithium, nickel, cobalt, serta manganese. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: