Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BPS Ungkap Konsumsi Masyarakat Terus Anjlok, Terparah Sejak Pandemi

        BPS Ungkap Konsumsi Masyarakat Terus Anjlok, Terparah Sejak Pandemi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Moh. Edy Mahmud, mengungkapkan jika konsumsi rumah tangga (RT) hanya mampu tumbuh sebesar 4,93% per tahun (YoY) pada kuartal II 2024 ini.

        Meskipun masih menjadi pendorong utama dalam perekonomian, akan tetapi konsumsi RT di bawah 5% dalam tiga kuartal terakhir ini dipastikan anjlok.

        Dalam konferensi pers, Senin (5/8/2024), Edy tidak bisa menjawab data tersebut sebagai gambaran daya beli masyarakat Indonesia yang melemah. Dia mengakui jika beberapa komoditas memang mengalami penurunan konsumsi.

        "Beberapa komponen itu alami perlambatan," ujarnya.

        Adapun komponen yang dimaksud antara lain alas kaki, pakaian, jasa perawatan, kesehatan pendidikan serta transportasi dan komunikasi.

        "Pakaian dan transportasi mengalami pertumbuhan yang tak setinggi tahun lalu," terang Edy.

        Capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2024 ini memang tergolong rendah dibandingkan dengan kuartal I-2024 dan kuartal II-2023.

        Edy mengungkapkan jika pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2024 ini lebih rendah sejak pandemi Covid-19 pada tahun 2020.

        "Kalau kita lihat tadi series datanya untuk pertumbuhan secara tahunan (yoy) sebesar 5,05% untuk triwulan II yaitu yang kalau dibandingkan sejak 2019, yang terendah di 2020," papar Edy, Senin (5/8/2024).

        Ekonomi Indonesia ketika pandemic di triwulan II, mengalami kontraksi hingga 5,23%. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2024 ini pun ditopang oleh konsumsi rumah tangga.

        Di sisi lain, Edy mengungkapkan jika tingginya konsumsi rumah tangga selama periode April-Juni 2024 ini dibantu dengan adanya long weekend pada Mei dan Juni. Sehingga, BPS melihat adanya peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur tersebut.

        "Ini terlihat dari peningkatan transportasi dan komunikasi serta restoran dan hotel," terang Edy.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: