Natas Parapuar Resmi Jadi Showcase Budaya dan Ruang Publik Baru di Labuan Bajo Flores
Pengembangan Kawasan Parapuar oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) sebagai destinasi wisata baru di Labuan Bajo terus berprogres.
Pada Kamis (08/08/2024) siang, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno dalam kunjungan kerjanya ke Labuan Bajo turut meresmikan salah satu titik Ruang Publik baru di Parapuar, yaitu Natas Parapuar bersamaan dengan agenda Peletakan Batu Pertama di Taman Parapuar untuk pembangunan EIGER Hill Flagship Store Labuan Bajo oleh PT. Eigerindo Multi Produk Industri.
Sandi menyampaikan bahwa Natas Parapuar merupakan salah satu titik ruang publik baru di Kawasan Parapuar yang dapat menjadi showcase untuk menampilkan kekhasan budaya setempat.
"Natas Parapuar adalah ruang publik baru sekaligus showcase budaya Manggarai di Kawasan Pariwisata Terpadu Parapuar. Natas sendiri merupakan bahasa daerah (Manggarai) yang berarti halaman umum atau ruang publik tradisional masyarakat Manggarai," Jelas Sandi.
Dalam berbagai literasi, Natas dapat menjadi sumber, petunjuk, dan cerminan ciri khas budaya Manggarai. Rumah-rumah adat di Manggarai (Mbaru Gendang) menggunakan Natas untuk upacara adat, bermain, berkumpul, menari, dan bernyanyi.
Kehadiran Natas Parapuar ini diharapkan dapat menjadi showcase untuk memperkenalkan budaya masyarakat Manggarai.
Dari segi lokasi, Natas Parapuar masih terletak di dalam Zona 1 Kawasan Parapuar, tepatnya di ketinggian 238 mdpl atau sekitar 653 meter dari Taman Parapuar yang selama ini sudah beberapa kali dijadikan sebagai lokasi event seperti Picnic Over The Hill Vol. 1 dan Weekend at Parapuar, dan spot foto pengunjung.
Lokasi ini juga masih dapat diakses dengan jalan masuk yang telah dibangun Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) sepanjang 1,5 km dari jalan masuk (Jalan Trans Flores Labuan Bajo - Ruteng) yang terletak sekitar 300 meter dari SPBU Wardun.
Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh menyampaikan bahwa ke depannya Natas Parapuar dapat menjadi penghubung antar komunitas yang bisa digunakan oleh lintas komunitas yang ada di Labuan Bajo Flores sebagai lokasi showcase kreativitas serta aktivitas wisata minat khusus seperti Yoga Meditation atau Forest Healing atau sekadar berswa foto untuk menikmati keindahan Labuan Bajo dengan tetap menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Menurutnya, ini juga merupakan cara BPOLBF untuk lebih mengenalkan dan mendekatkan Parapuar kepada khalayak.
"Natas Parapuar terletak di ketinggian kurang lebih 238 mdpl sehingga pengunjung dapat melihat keindahan Labuan Bajo baik dari segi perkotaan, jajaran landscape pulau-pulau maupun bukit-bukit, dengan titik pandang 360 derajat. Selain menikmati Sunrise dan Sunset, Natas Parapuar juga dapat menjadi lokasi wisata minat khusus seperti yoga meditation maupun forest healing. Namun, tentu saja penggunaan kawasan ini sebagai lokasi kegiatan tertentu harus melalui prosedur yakni meminta izin kepada pihak BPOLBF dan tetap menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan di Natas dan sekitar Natas," jelas Frans.
Lebih lanjut, Frans juga menyampaikan bahwa Parapuar didesain untuk menjadi landmark sekaligus sarana showcase kebudayaan Manggarai pada khususnya dan NTT pada umumnya.
Salah satunya dimanifestasikan dengan adanya Natas Parapuar yang diharapkan dapat memberi gambaran kepada wisatawan tentang kekayaan budaya serta kearifan lokal masyarakat setempat.
"Kawasan ini kami desain untuk dapat menjadi landmark dan showcase budaya Manggarai pada khususnya dan NTT pada umumnya. Pengembangan Kawasan Parapuar kami desain untuk dapat menampilkan kekhasan lokal, baik dalam bentuk bangunan, miniatur, pemberian nama lokus tempat, maupun desain arsitektur (interior dan eksterior) sehingga menciptakan ruang yang merefleksikan keindahan dan identitas budaya setempat. Harapannya dengan showcase kebudayaan ini, para wisatawan nantinya mendapat gambaran dan tertarik untuk mengenal lebih jauh tentang kebudayaan kita dan berkunjung ke destinasi-destinasi lain di NTT, selain Labuan Bajo," jelas Frans.
Sebagai destinasi pariwisata yang tengah dikembangkan di Labuan Bajo Flores, pengembangan Parapuar secara keseluruhan termasuk Natas Parapuar dilakukan secara terpadu, holistik dan berkelanjutan.
Konsep Harmoni dengan Alam 3ECNC (Etno-Eco-Edu Culture & Nature Conservation) menjadi pendekatan pembangunan Destinasi Parapuar ke depan.
Dimensi 3A (Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas), Masyarakat, Citra dan Pengelolaan pariwisata diselenggarakan dengan tetap didasari pada asas keseimbangan ekologi lingkungan, budaya, dan sosial masyarakat.
Atraksi baru di Parapuar, baik itu atraksi alam, atraksi sosial, atraksi budaya, dan atraksi buatan akan mengedepankan asas keseimbangan ekologi lingkungan, budaya, dan sosial masyarakat.
Selain itu, ketersediaan amenitas dengan entitas lokal yang menyatu dengan alam juga diharapakan akan menambah daya tarik wisata karena akan menjadi sesuatu yang unik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: