Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jika Posisi Ketum Golkar dalam Cengkeraman Prabowo, Ini yang Terjadi

        Jika Posisi Ketum Golkar dalam Cengkeraman Prabowo, Ini yang Terjadi Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pegiat media sosial Alifurrahman menilai posisi Presiden terpilih Prabowo Subianto sebagai kepala negara akan sangat nyaman jika posisi Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar ditempati orang terdekatnya, seperti mantan istrinya, Titiek Soeharto.

        Prabowo Subianto akan memegang dua partai besar dalam pemerintahannya 5 tahun ke depan, Gerindra dan Golkar, sehingga berpotensi terbentuk koalisi permanen dengan hanya membutuhkan satu partai lagi.

        Baca Juga: Ini yang Terjadi Jika Airlangga Tidak Buru-buru Umumkan Mundur dari Ketum Golkar

        "Dari sisi Prabowo sebagai calon presiden terpilih kalau dia punya Ketua Umum Partai Golkar yang bisa dia kendalikan atau punya hubungan emosional yang cukup dekat seperti misalkan Titiek Soeharto itu akan nyaman sekali," ucapnya.

        "Gerindra, Golkar wah koalisi permanen tinggal tambah partai satu lagi itu dia bisa berkuasa dan kemudian aman menjalankan pemerintah 5 tahun ke depan," imbuhnya, dikutip dari SEWORD TV, Rabu (14/8).

        Diketahui, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto resmi mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemimpin partai yang disampaikannya melalui siaran pers video yang diterima wartawan di Jakarta, Ahad (11/8/2024).

        Ia menyatakan pengunduran dirinya resmi pada Sabtu (10/8/2024), dengan alasan untuk mempertahankan keutuhan Partai Golkar dan menjaga stabilitas selama transaksi pemerintahan.

        “Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat, maka dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan mengundurkan diri sebagai ketua umum Partai Golkar,” ucapnya, dikutip dari Republika.

        Informasi tambahan, Airlangga menjabat sebagai ketua umum Partai Golkar sejak 2017. Pada Musyawarah Nasional (Munas) 2019, menguatkan kembali dirinya untuk tetap menjadi ketua umum sampai 2024. Dan kepemimpinannya rencananya akan berakhir pada Desember mendatang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: