Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia pada Juli 2024 mencapai USD22,21 miliar, mengalami kenaikan sebesar 6,65% dibandingkan dengan bulan Juni 2024.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan ekspor tahunan sebesar 6,46% dipicu oleh peningkatan ekspor nonmigas, khususnya pada logam mulia dan perhiasan, biji logam terak, serta kakao dan produk olahannya.
Dalam rincian, ekspor nonmigas bulan Juli mencapai USD20,79 miliar, meningkat 5,98% dibandingkan bulan sebelumnya dan 5,87% dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara ekspor migas naik 15,57% menjadi USD1,42 miliar, dibandingkan dengan USD1,23 miliar pada Juni 2024.
Baca Juga: BPS Ungkap Konsumsi Masyarakat Terus Anjlok, Terparah Sejak Pandemi
“Secara keseluruhan, peningkatan ekspor pada Juli didorong oleh lonjakan ekspor nonmigas, terutama biji logam terak abu (HS26), yang naik sebesar 3973,44%," kata Amalia, Jakarta, Kamis (15/8/2024).
Ekspor logam mulia dan perhiasan naik 51,11% dengan kontribusi 1,28% terhadap total ekspor. Mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS85) naik 14,89% dengan kontribusi 0,81%.
Selanjutnya, peningkatan ekspor migas terutama disebabkan oleh kenaikan nilai ekspor hasil minyak yang memberikan kontribusi sebesar 0,82%. Secara tahunan, nilai ekspor pada Juli 2024 mencapai US$ 22,21 miliar, mengalami kenaikan 6,46% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 20,86 miliar.
Secara keseluruhan, nilai ekspor Indonesia dari Januari hingga Juli 2024 tercatat sebesar USD 147,30 miliar, turun 1,47% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: