Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jadi Agenda Terbesar Setelah COP 29, Indonesia Siap Gelar ISF 2024 September Mendatang

        Jadi Agenda Terbesar Setelah COP 29, Indonesia Siap Gelar ISF 2024 September Mendatang Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bersama dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) siap menggelar Indonesia Sustainability Forum 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), pada 5 dan 6 September 2024 mendatang.

        Indonesia International Sustainability Forum (ISF) terbentuk sebagai platform untuk mendorong kolaborasi dan menyampaikan best practice antar stakeholder dalam dan luar negeri terkait aksi di bidang dekarbonisasi, yang pada akhirnya akan memajukan upaya bersama global dalam mengejar pertumbuhan berkelanjutan.

        Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa agenda ISF akan dijadikan agenda tahunan.

        ”Sehingga nanti ada paper-paper yang akan dikeluarkan, kajian-kajian yang akan dikeluarkan, dan pengalaman-pengalaman kita, kita lakukan misalnya JETP, rebranding mangrove, CCS kemudian renewable energy, misalnya hydro power, geothermal, dan sebagainya. Jadi banyak sekali studi yang bisa di-share, dan di-diskusikan dengan program ini,” ucap Luhut pada  Konferensi Pers Kesiapan Pelaksanaan ISF 2024, di Kemenko Marves, Kamis 29/08/2024.

        Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi, Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin menjelaskan gelaran ISF 2024 akan menjadi acara sustainability terbesar ke dua di Asia Pasifik setelah COP 29 di Azerbaijan yang bakal dihelat pada November mendatang.

        Tercatat hingga detik ini terdapat 8 ribu peserta yang telah teregistrasi. Dalam agenda ini nantinya bakal ada high level plenary yang terdiri thematic session dan juga pameran atau expo. Selain itu juga 10 MoU yang akan ditandatangani salah satunya mengenai Carbon Capture and Storage oleh Pertamina. 

        Baca Juga: Meski Bukan Ibu Kota, Kadin Akan Dongkrak Pendapatan Jakarta

        ”Pada intinya bagaimana kita bisa menyelaraskan antara pertumbuhan ekonomi, jadi membangun industri hijau dengan berbagai jenis kegiatan lewat kritikal mineral, hilirisasi, pembangunan listrik hijau dan sebagainya. Kemudian ada juga mengembangkan tadi dengan dekarbonisasi dan juga lingkungan,” kata Rachmat.

        Ada agenda penting lainnya yang bakal digelar. Yakni, rencana pemberian conditional license untuk ekspor listrik dari RI ke Singapura. Jika sesuai rencana, maka kegiatan ekspor ini akan dilakukan pada awal tahun 2028.

        “Jadi saat ini kita sudah ada beberapa perusahaan yang mendapatkan conditional approval, untuk itu next step-nya adalah mendapatkan conditional license dari pemerintah Singapura. Jadi itu yang kami harapkan,” ungkap Rachmat. 

        Selama gelaran ISF, khusus wilayah DKI Jakarta akan diberlakukan Work From Home (WFH) guna mengurai potensi kemacetan. Pasalnya di saat bersamaan, di lokasi yang sama juga bakal dihelat agenda Misa Akbar yang akan dihadiri Paus Fransiskus.

        Rachmat meminta, para peserta yang hadir diharapkan tidak menggunakan kendaraan pribadi untuk menghadiri acara tersebut. Untuk mengakomodir para peserta, panitia ISF juga akan menyiapkan kendaraan listrik di lokasi acara dan menyiapkan tap casch (uang elektronik) yang bisa digunakan peserta menggunakan kendaraan umum. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: