Pakar hukum tata negara Refly Harun menilai Anies Baswedan mendapatkan pembelajaran dari pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024 untuk tidak bergantung pada siapapun, terlebih partai politik.
Pasalnya Anies Baswedan batal maju di Pilkada DKI Jakarta 2024 karena tidak mendapatkan tiket di akhir, sejumlah partai yang akan mendukungnya malah beralih ke calon lain.
Baca Juga: Pantes Tak Boleh Maju di Pilkada DKI Jakarta, Begini Kondisi Anies di 2029
"Ini pembelajaran bagi Anies Baswedan untuk tidak bergantung dan tergantung kepada orang lain atau partai politik lain," ucapnya, dikutip dari YouTube Refly Harun, Kamis (12/9).
"Jadi kalau seandainya memang NasDem gampang diancam, kemudian PKB gampang diancam, PKS gampang dibujuk PDIP mungkin ada agenda tersendiri tukar tambah, maka ya itulah sebuah hal yang harus diterima sebagai sebuah kenyataan," imbuhnya.
Untuk diketahui, Anies Baswedan gagal maju di pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024 sebagai calon gubernur (cagub) setelah tidak mendapatkan tiket dari partai politik (parpol).
Anies sebelumnya didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai NasDem, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk maju sebagai calon gubernur di DKI Jakarta, bahkan PKS memasangkannya dengan Sohibul Iman.
Namun kemudian ketiga partai tersebut membatalkan dukungan dan beralih ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus mengusung Ridwan Kamil-Suswono.
Lalu setelah itu Anies dikabarkan akan diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), nama pada akhirnya partai berlambang banteng itu mengumumkan pendaftaran Pramono Anung-Rano Karno.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait: