Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Presiden Jokowi Soroti Lamanya Perizinan Pengembangan Energi Panas Bumi di Indonesia

        Presiden Jokowi Soroti Lamanya Perizinan Pengembangan Energi Panas Bumi di Indonesia Kredit Foto: Tangkapan Layar YT K-ESDM
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya percepatan pengembangan energi panas bumi sebagai bagian dari transisi energi hijau di Indonesia. Dalam pidato pembukaannya di acara Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition 2024, Presiden menyoroti besarnya potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia, namun belum dimanfaatkan secara maksimal.

        Presiden Jokowi menyebut bahwa Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 24 ribu megawatt, namun hingga kini baru sekitar 11 persen yang dimanfaatkan. Menurutnya, salah satu hambatan utama dalam pengembangan energi panas bumi adalah lamanya proses perizinan yang bisa memakan waktu hingga lima hingga enam tahun.

        "Bayangkan nunggu untuk memulai konstruksi saja sampai lima enam tahun itu kalau orang enggak sabar, kalau investor yang enggak sabar enggak mungkin mau mengerjakan nunggu sampai enam tahun. Kalau saya enggak kuat saya, meskipun banyak yang menyampaikan saya sabar, tapi untuk nunggu enam tahun enggak kuat," ujar Jokowi, di JCC Senayan Jakarta, Rabu (18/09/2024).

        Lebih lanjut, Presiden menekankan pentingnya perbaikan proses perizinan agar pengembangan panas bumi bisa dipercepat. Ia berharap dengan percepatan tersebut, Indonesia bisa segera menambah kapasitas listrik hijau dari panas bumi, yang pada akhirnya akan mendukung transisi energi dan mewujudkan ekonomi hijau.

        Presiden juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki potensi panas bumi yang diperkirakan mencapai 40 persen dari total potensi dunia. Hal ini, menurutnya, merupakan peluang besar bagi negara untuk berperan lebih aktif dalam upaya global mengatasi perubahan iklim.

        Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Kabinet Prabowo Akan Lebih Besar daripada Jokowi

        ”Masalah perubahan iklim ini adalah masalah kita bersama masalah seluruh isi dunia, baik itu pemerintah di negara maju, baik itu pemerintah di negara-negara berkembang, juga baik itu dari para pengusaha, dari para peneliti, maupun rakyat kecil di seluruh belahan bumi,” tegas Jokowi.

        Namun, ia juga mengakui bahwa transisi hijau di negara berkembang seperti Indonesia menghadapi tantangan tersendiri, terutama terkait keterjangkauan harga dan keadilan akses energi bagi masyarakat. Presiden berharap, forum ini bisa menghasilkan terobosan-terobosan besar untuk berbagi risiko dan keuntungan secara seimbang antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.

        “Oleh karena itu, saya berharap forum ini bisa menghasilkan terobosan-terobosan besar yang bisa menjadi titik tengah untuk berbagi resiko, untuk berbagi beban, dan tentu juga untuk berbagi keuntungan dengan proporsi yang seimbang, yang memungkinkan untuk segera diambil keputusan, yang memungkinkan untuk segera dilakukan pengerjaan,” tutup Jokowi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: