Harga minyak sawit mentah atawa Crude Palm Oil (CPO) tercatat sedang menjalani reli pada perdagangan kemarin, Rabu (25/9/2024).
Harga CPO di Bursa Malaysia untuk kontrak pengiriman Desember tercatat bertengger di harga MYR 4.044/ton. angka tersebut melesat sebesar 1,4% dari hari sebelumnya dan merupakan yang tertinggi sejak 5 Juli lalu. Tak hanya itu, harga CPO pun genap naik selama 6 hari beruntun dengan harga tambahan 8,24%.
Baca Juga: BPDPKS Masih Evaluasi Turunnya Pungutan Ekspor CPO, Biodiesel Terancam Tak Lanjut?
Harga CPO turut terkantrol seiring dengan naiknya harga minyak nabati pesaing CPO itu sendiri. Pasalnya, kemarin harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) ditutup naik sebesar 0,5% dan harga minyak biji bunga matahari melonjak sebesar 2,06%. Di sisi lain, harga minyak rapeseed juga menguat sebesar 0,58%.
Keuntungan menggunakan CPO ini akan bertambah seiring dengan harga minyak nabati pesaing main mahal. Sebabnya, berbagai komoditas tersebut memang bisa saling menggantikan satu sama lain.
Kabar baik lainnya adalah adanya sinyal bahwa permintaan CPO bakal naik. Pada 1 – 25 September, sejumlah perusahaan kargo memperkirakan ekspor produk sawit Malaysia naik sebesar 13 – 13,9% dibandingkan dengan periode yang sama bulan lalu.
Di Indonesia sendiri, Gabungan Industri Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat bahwa konsumsi CPO di Tanah Air naik sebanyak 90.000 ton menjadi 2,03 juta ton pada Juli dari 1,94 juta ton pada bulan sebelumnya.
Meskipun demikian, CPO, secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), masih berada di zona bullish. Hal ini dibuktikan dengan Relative Strenght Index (RSI) yang sebesar 59.45. RSI yang berada di atas 50 menunjukkan suatu asset sedang berada di posisi bullish.
Namun, apabila indikator Stochastic RSI sudah menyentuh angka 100, maka investor patut waspada lantaran angka tersebut sudah tergolong tinggi dengan jenuh jual beli atau overbought.
Alhasil, reli panjang berisiko membuat harga CPO terpeleset. Ada kemungkinan harga CPO mengalami koreksi teknikal mengingat kenaikannya sudah begitu tinggi.
Baca Juga: Produksi Sawit Indonesia Diprediksi Masih Stabil, Gimana Nasib India dan Malaysia?
Harga CPO rasanya akan menguji support terdekat di Moving Average (MA) 5 yakni MYR 4.003/ton. Jika tertembus, maka MA-10 di MYR 3.976/ton bisa menjadi target berikutnya. Adapun target resisten terdekat adalah MYR 4.069/ton yang juga merupakan pivot point. Apabila tertembus, maka target di rentang MYR 4,092-4.135/ton akan terkonfirmasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar