Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Galakkan Zero Waste, PT Pertamina EP Limau Field Berinovasi Melalui 'Gema Dewata'

        Galakkan Zero Waste, PT Pertamina EP Limau Field Berinovasi Melalui 'Gema Dewata' Kredit Foto: Ist
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Desa Air Talas adalah salah satu desa transmigran masyarakat Bali yang termasuk dalam Ring 1 Pemberdayaan Masyarakat PT Pertamina EP Limau Field, yang terletak di Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. 

        Senior Manager Limau Field A Rachman Para Buana mengungkapkan bahwa Mayoritas penduduk Desa Air Talas berprofesi sebagai petani, terutama petani buah, yang menjadikan desa ini terkenal sebagai penghasil buah-buahan, dengan buah jeruk sebagai salah satu komoditas unggulannya.

        Saat ini, sekitar 350 kepala keluarga di Desa Air Talas menanam jeruk, yang berasal dari wilayah Bali dan memiliki karakteristik buah yang manis. Kebun jeruk di desa ini dapat dipanen tiga kali dalam setahun, dengan total produksi mencapai 300 ton per tahun. 

        Lebih jauh, Senior Manager PT Pertamina EP Limau Field, A Rachman Para Buana, menyatakan keberhasilan PT Pertamina Limau Field dalam merealisasikan program-program yang ada di Desa Air Talas ini tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam membaca potensi desa yang sejalan dengan inti bisnis (core business) perusahaan.

        "Dengan pendekatan ini, perusahaan bisa tumbuh bersama masyarakat, dan saling support,” tandasnya.

        Tahun 2022 terbentuk kelompok BUDE ARTA yang mengelola buah jeruk menjadi produk makanan seperti pie susu, sirup jeruk, dan selai jeruk.

        Dalam kelompok ini memuat banyak kegiatan yang salah satunya adalah pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM kelompok seperti pelatihan dasar administrasi, pelatihan pembuatan produk makanan pie susu, sirup, dan selai. 

        Kemudian di Tahun 2023 terbentuk kelompok Tunas Hijau yang dimana kelompok ini bergerak dibidang pertanian. Kelompok ini dimandatori oleh bapak-bapak petani jeruk yang kemudian di dalam kelompok ini menciptakan produk yaitu produk tricoderma (pupuk organic yang zero waste).

        Kemudian juga Kelompok Tunas Hijau ini memiliki kegiatan yang sangat bermanfaat seperti pelatihan pembuatan tricoderma, pengenalan agen unsur hayati, dan lain sebagainya.

        Kelompok ini juga membuat Satgas dan pusat studi, yang dimana bekerja memantau hama yang menyerang pohon jeruk, sedangkan pusat studi digunakan untuk pembelajaran dan rumah produksi agen hayati tersebut (tricoderma).

        Senior Manager Limau Field A Rachman Para Buanamrngatakan bahwa di Tahun 2024 ada program innovasi bio plastic yang bernama PAKLEK MANIS (pengolahan limbah kulit jeruk siam air talas), program ini bergerak pada bidang pertanian organic.

        Sehubungan dengan program tersebut ada beberapa kelompok yang dimana masing-masing kelompok memiliki kegiatan selaras dengan program yang ada tetapi berbeda output. Program PAKLEK MANIS ini adalah program yang bergerak dibidang pertanian jeruk siam organic.

        Program berjalan mulai tahun 2022 hingga saat ini banyak muncul inovasi dalam program dan muncullah Inovasi di tahun 2024 yaitu bio plastik, dimana inovasi ini menggunakan limbah kulit jeruk yang tidak termanfaatkan dijadikan sebagai kantong kresek yang dapat terurai.

        Selain itu juga munculnya ini menambah 1 kelompok baru yaitu kelompok Amerta. Dalam kelompok Amerta selain menciptakan dan mengolah limbah kulit dijadikan bio plastic juga dibuat produk non makanan yaitu sabun kulit jeruk.

        Senior Manager PT Pertamina EP Limau Field dan bersama Tim CSR menyatakan Bioplastik kulit jeruk merupakan salah satu upaya dalam menerapkan sustainable living dan penerapan filosofi Tri Hita Karana di Desa Air Talas.

        Hal ini berangkat dari permasalahan yang ditemukan, yaitu berkaitan dengan penyakit DBD dan limbah plastik non-B3 yang dihasilkan oleh Rumah Sakit di Kota Prabumulih yang cenderung menggunakan plastik non-degradable.

        Selain itu, adanya penumpukan kulit limbah jeruk yang selama ini dihasilkan oleh KWT Subur Makmur dan kegaitan wisata jeruk di Desa Air talas menghasilkan emisi dan berkontribusi terhadap GWP. Berdasarkan masalah tersebut PT Pertamina EP Limau Field menghadirkan “OraPlast: Dari Limbah Menjadi Rupiah.

        Kepala desa air talas mengungkapkan terimakasih bahwa selama ini program PT Pertamina EP Limau Fielddi desa kami sangat memberikan manfaat yang banyak terhadap warga desa air talas”tandasnya.

        Dari segi Pemanfaatan Limbah Kulit Jeruk sebanyak 10,4 ton/bulan, Pengurangan penggunaan plastik sebanyak 26% di Rumah Sakit Kota Prabumulih atau setara dengan 37,88 ton/tahunSebanyak 521,79 ton CO2eq tereduksi melalui penggunaan OraPlast.

        Mengaktifkan sosial masyrakat yang mana terbentuk 3 unit kelompok: Kelompok Tani Tunas Hijau, Kelompok Wanita Tani Subur Makmur, Kelompok Amerta, Adanya Kemitraan: Enviplast, Ilusyx Creative, Tani Sani, INAgri, BPP Tebat Agung, Dinas Koperasi. 

        Lebih lanjut untuk Peningkatan penjualan BUDE ARTA MAJU sebanyak 59% dari sebelumnya hanya Rp 411.111/bulan menjadi Rp 1.000.000/bulan, Peningkatan pendapatan petani jeruk melalui kegiatanBudidaya Jeruk 20% dari sebelumnya hanya Rp 2.555.556/bulan menjadi Rp 2.055.556/bulan, Peningkatan pendapatan 12 orang melalui pengolahan kulit jeruk sebesar Rp 4.185.000/bulan. Dan manfasat lainnya adalah 19 orang penerima BLT atau 45,2% dientaskan berdasarkan Garis Kemiskinan Kabupaten Muara Enim, 41 orang kelompok Tani Tunas Hijau, 12 orang kelompok Wanita Tani Subur Makmur, 12 orang kelompok Amerta, dan beberapa orang penerima manfaat tidak langsung.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: