Indonesian Planters Society (IPS) mengunjungi Malaysia dalam rangka memenuhi undangan dari Incorporate Society of Planters (ISP) Malaysia. Adapun agenda kunjungan tersebut adalah lanjutan dari kerja sama yang terjalin antara kedua organisasi dalam bidang perkebunan kelapa sawit yang telah ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di masa silam.
Menurut keterangan yang diterima Warta Ekonomi, Jumat (18/10/2024), Ketua Umum IPS, Jamalul, mnegatakan bahwa kunjungan tersebut sekaligus menghadiri seminar Malaysia Future Agriculture Technology (MFAT) 2024.
Salah satu topik yang menarik perhatian IPS dalam seminar tersebut yakni teknologi terbaru bernama Remarkable Technology using Electro-Coagulation and Electro-Oxidation (RT-ECO). Teknologi tersebut diklaim bisa memurnikan limbah pabrik kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME).
Dalam prosesnya, RT-ECO mampu mengubah POME menjadi air bersih dan padatan yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut dan lebih ramah lingkungan.
“Kami juga berkunjung ke Merujaya POME Solutions Sdn Bhd di Banting, Selangor, Malaysia untuk meninjau penerapan teknologi ini dalam skala mini. Kami optimis teknologi ini bisa diterapkan di industri nyata nantinya,” ucap Jamalul.
Selain itu, kunjungan tersebut juga menjadi ajang silaturahmi antara ISP dan IPS sekaligus mempererat hubungan antarorganisasi yang sudah terjalin sejak tahun lalu. Jamalul juga mengungkapkan bahwa hubungan yang erat antar organisasi tersebut akan membuka peluang untuk meningkatkan pengetahuan dan penerapan teknologi terbaru di bidang perkebunan kelapa sawit di kedua negara.
Baca Juga: APKASINDO Optimis dengan Nasib Petani Sawit di Masa Pemerintahan Baru
Dalam kunjungan tersebut, Jamalul berharap jika langkah itu dapat memperkuat kolaborasi dalam pengembangan teknologi perkebunan khususnya dalam pengolahan limbah kelapa sawit.
Pasalnya, teknologi RT-ECO tersebut dianggap memiliki potensi besar untuk diterapkan di Indonesia yang mana kolam limbah bisa digantikan dengan sistem daur ulang air.
“Limbah pabrik yang diolah kembali menjadi air bersih ini sangat hemat air dan hasil padatannya bisa digunakan sebagai substitusi nutriern dalam pupuk,” ungkap Jamalul.
Dirinya juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus berperan aktif dalam berbagai acara internasional untuk membawa nama baik Indonesia dalam kancah global.
“Kehadiran kami di sini mewakili IPS adalah langkah awal untuk semakin memperkenalkan Indonesia dalam dunia internasional, terutama dalam bidang teknologi perkebunan kelapa sawit,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: