Peduli Udara Bersih, Bandung Jadi Kota dengan Tingkat Penggunaan Layanan Beam Tertinggi di Indonesia
Kualitas udara di sejumlah kota di Indonesia terus berfluktuasi, termasuk di Bandung, di mana indeks kualitas udara (AQI) tercatat pada angka 134, yang tergolong "Tidak Sehat bagi Kelompok Sensitif." Kondisi ini cenderung memburuk menjelang akhir Oktober akibat peningkatan polusi dari emisi kendaraan dan kegiatan industri.
Upaya perbaikan kualitas udara dapat dilakukan melalui penggunaan transportasi umum atau armada mikro mobilitas yang ramah lingkungan. Beam Mobility, perusahaan mikromobilitas terbesar di Asia Pasifik, mencatat bahwa pada bulan September, Bandung menyumbang 61,5% dari total trip nasional untuk penggunaan armada mikro mobilitas, yang didominasi oleh kawasan pendidikan seperti Universitas Telkom dan Unpad. Hal ini menunjukkan peran signifikan warga kota Bandung dan sekitarnya, khususnya di kalangan akademisi, dalam mengakses udara bersih dan layanan transportasi ramah lingkungan.
Ricky Sjofyan, Country Lead Beam Mobility Indonesia, menyatakan, “Dalam beberapa bulan terakhir, kami melihat animo pengguna Beam di Bandung dan sekitarnya meningkat secara signifikan, bahkan di bulan Agustus dan September 2024 ini tercatat total perjalanan yang dilakukan oleh pengguna layanan Beam Mobility berhasil melewati angka 100.000 trip per bulannya.”
Menurut salah satu pengguna layanan Beam Mobility di kawasan Telkom University, Alfan, mengatakan bahwa layanan Beam Mobility sangat membantu dirinya dan teman-temannya untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dengan biaya yang kompetitif.
Hal senada juga diungkapkan oleh Mujaaddid, yang merupakan salah satu pengguna setia layanan Beam Mobility, “Aplikasi maupun e-bike Beam Mobility sangat mudah digunakan. Dan harga layananannya sangatlah terjangkau,” ungkapnya.
Sementara itu Wakil Dekan Bidang Sumber Daya dan Organisasi, Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjajaran, Dr. Cipta Endyana, S.T, M.T mengungkapkan bahwa kehadiran layanan e-bike ride-sharing Beam Mobility ini memberikan alternatif yang lebih murah dan mudah dalam berkendaraan di dalam Kampus Jatinangor Unpad. E-bike ini dapat digunakan selama 24 jam sehubungan dengan kegiatan mahasiswa hingga malam hari, menjadi solusi bagi mahasiswa yang pulang malam dan mahasiswa yang tinggal di asrama di dalam kampus. Selain itu, dengan kehadiran e-bike ini sangat menunjang program Green Campus yang sedang menjadi salah satu program prioritas Universitas Padjadjaran.
“Hal ini menunjukkan kebutuhan dan kesadaran akan armada ramah lingkungan sudah ada, dan Beam Mobility siap untuk mengakomodir hal ini. Kami berkomitmen untuk menyediakan solusi transportasi yang tidak hanya efisien tetapi juga ramah lingkungan. Dengan dukungan masyarakat Bandung dan institusi pendidikan, kami yakin dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya kualitas udara yang lebih baik,” tutup Ricky.
Layanan Beam Mobility
Seluruh armada Beam Mobility sudah dilengkapi dengan teknologi IoT canggih yang disebut Geofence. Teknologi ini memungkinkan Beam Mobility untuk memonitor kondisi kendaraan secara real-time, memberi batasan untuk wilayah ataupun area yang bisa dilewati oleh setiap pengendara e-bike Beam, serta secara otomatis dapat mendeteksi jika terdapat permasalahan pada kendaraan Beam. Teknologi IoT juga digunakan untuk mendeteksi ketika armada membutuhkan pergantian baterai.
Armada Beam Mobility memiliki kecepatan yang dibatasi maksimal 25km/jam. Beam Mobility memastikan armadanya dapat diakses oleh penggunanya, setiap armada dilengkapi dengan petunjuk penggunaan dan petunjuk keselamatan dalam berkendara. Selain itu sebagai upaya untuk pengenalan armada Beam Mobility kepada masyarakat lebih dalam, terdapat program pelatihan armada secara cuma-cuma yang disebut Beam Safe Academy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: