Mengincar Fortune Global 500: MIND ID Perkuat Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik
Dalam lima tahun ke depan, BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) bertekad untuk menembus daftar Fortune Global 500. Komitmen ini disampaikan oleh Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, dalam acara Sosialisasi MediaMIND 2024 di Jakarta, pada Selasa (29/10/2024).
Salah satu strategi utama yang sedang digarap MIND ID adalah memperkuat posisi di industri Electric Vehicle (EV) Battery Ecosystem atau ekosistem baterai kendaraan listrik. Langkah ini sejalan dengan tujuan perusahaan untuk menjadi pemain global di sektor pertambangan yang berfokus pada keberlanjutan dan nilai tambah produk.
Baca Juga: Melawan Stigma Nauru dan Tambang Menghancurkan
“Karena kita memang sebenarnya salah satu produsen atau pemain utama di industri baterai. Mungkin program kerjanya sudah kita buat dalam bentuk rencana jangka panjang dan rencana jangka menengah, dan kita harapkan pada akhirnya, dalam waktu 5 tahun atau mungkin 10 tahun ke depan, MIND ID bisa masuk sebagai salah satu perusahaan dunia, Global Fortune 500,” jelas Dilo.
Selaras dengan tujuan pemerintah untuk mencapai Indonesia Emas 2045, tujuan hilirisasi dan industrialisasi dalam konteks ekosistem baterai, kata Dilo, diharapkan dapat terus berlanjut hingga integrasi industri hulu dan hilir. Potensi komoditas mineral dan batubara seperti bauksit, tembaga, timah, nikel, dan batubara bisa menghasilkan produk bernilai tambah lebih baik bagi industri pertambangan Indonesia.
Sebagai induk dan pemegang saham mayoritas dari PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Freeport Indonesia (PTFI), PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO), MIND ID menjadi pemimpin di industri pertambangan di Indonesia dan juga di kancah global.
Dalam konteks industri baterai, Dilo menjelaskan bahwa Indonesia memiliki seluruh sumber daya yang diperlukan untuk komponen baterai, baik nikel, mangan, kobalt, lithium, dan aluminium. Permasalahannya, hingga saat ini Indonesia masih mengikuti harga dunia, belum bisa menjadi penentu arah harga komoditas tersebut.
“Padahal kita produsen utama, ini penting. Maka kita sekarang ingin juga bisa menjadi penentu arah untuk harga komoditas yang sangat strategis dan kritis untuk EV Battery Ecosystem. Nah, ini yang nanti akan kita terjemahkan dalam program-program kerja, proyek-proyek hilirisasi, termasuk investasinya, kita sesuaikan dengan visi-misi pemerintah, program strategisnya seperti apa, dan kita align dengan yang ada di MIND ID,” ujar Dilo.
Program Kerja MIND ID Menjadi Pemain Global EV Battery Ecosystem
Pertama, dari sisi upstream, MIND ID melakukan kegiatan eksplorasi secara agresif dan menyusun strategi penguasaan cadangan serta sumber daya mineral secara komprehensif. MIND ID juga berperan sebagai perpanjangan tangan negara dalam akuisisi baik secara organik maupun anorganik perusahaan mineral pertambangan strategis.
“Untuk memastikan bahwa sumber daya dan cadangannya selalu ada, ini dikaitkan dengan produksinya. Jadi, seperti yang saya bilang, reserve replacement ratio harus satu. Jadi, kalau misalnya ANTAM memproduksi bijih nikel sebanyak 15 juta, maka dia harus menemukan cadangan baru sebesar 15 juta, baik itu secara organik maupun anorganik,” tutur Dilo.
Dalam konteks ini, MIND ID juga mengadopsi metode dan teknologi penambangan modern demi memastikan national ownership reserve selalu terjaga, termasuk memastikan umur tambang lebih dari 25 tahun.
Kedua, dari sisi midstream, MIND ID akan menguatkan langkah hilirisasi serta industrialisasi melalui pengembangan EV dan industri energi. Dengan cadangan mineral yang melimpah, MIND ID memiliki posisi strategis untuk mendominasi rantai pasok baterai global.
Hal ini diperkuat oleh investasi besar di Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk hilirisasi dan pemurnian mineral, serta pembangunan smelter baru. Smelter yang sedang dibangun tidak hanya untuk pengolahan tembaga dan nikel, tetapi juga alumina, yang menjadi bahan utama baterai kendaraan listrik.
“Bagaimana semua komoditas ini bisa kita kuasai harganya. Artinya, ya memang utamanya peruntukannya adalah untuk meningkatkan nilai tambah dan industri yang ada di sini. Jadi, komoditas-komoditas strategis ini memang perlu kita kendalikan dan mempengaruhi pasar dunia,” lanjutnya.
Untuk hilirisasi, MIND ID melalui anggotanya PT Bukit Asam yang bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah berhasil menjalankan pilot project hilirisasi batubara menjadi grafit sintetis. Grafit sintetis merupakan bahan utama pembuatan anoda baterai, yang merupakan elektroda tempat berlangsungnya reaksi oksidasi pada baterai lithium-ion (Li-ion).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pembangunan 16 smelter pada tahun 2024 dengan investasi sebesar USD 11,6 miliar. Enam belas smelter tersebut terdiri dari tujuh smelter di sektor nikel, tujuh smelter untuk bauksit, satu smelter sektor besi, dan satu smelter untuk industri tembaga. Untuk mendukung upaya hilirisasi, MIND ID mengelola beberapa smelter strategis:
-
Smelter Tembaga:
- PT Freeport Indonesia Smelter (Gresik, Jawa Timur): Kapasitas 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun, salah satu yang terbesar di dunia, menghasilkan katoda tembaga serta emas dan perak sebagai produk sampingan.
- PT Smelting (Gresik, Jawa Timur): Dengan kapasitas gabungan dengan smelter PTFI, smelter ini mampu memurnikan 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun.
-
Smelter Nikel:
- Feronikel Haltim (ANTAM) (Halmahera Timur): Kapasitas 13.500 ton nikel per tahun.
- Feronikel Kolaka (ANTAM) (Sulawesi Tenggara): Kapasitas 27.000 ton feronikel per tahun.
- HPAL Morowali dan Pomalaa (Proyek Vale Indonesia): Menghasilkan nikel sulfat untuk baterai kendaraan listrik.
-
Smelter Bauksit:
- Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) (PT Aneka Tambang Tbk dan PT Indonesia Asahan Aluminium), di Mempawah, Kalimantan Barat: Kapasitas 1 juta ton alumina per tahun.
-
Smelter Timah:
- PT Timah Tbk - TSL Ausmelt Furnace (Bangka Belitung): Kapasitas 35.000 ton ingot timah per tahun.
Ketiga, dari sisi downstream MIND ID lewat anak usahanya PT Indonesia Battery Corporation (IBC) mengembangkan rantai pasok baterai kendaraan listrik. IBC sendiri didirikan oleh MIND ID bersama PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero). Keempat perusahaan ini bekerja sama untuk mengembangkan industri baterai nasional yang berkelanjutan.
IBC kemudian juga telah terlibat dalam pembentukan perusahaan joint venture "PT HLI Green Power" bersama Hyundai Motor Company, LG Energy Solution yang berlokasi di Kabupaten Karawang dan telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada 3 Juli 2024 lalu.
Hingga 2029, MIND ID Butuh 5 GW Energi
"MIND ID 5 tahun ke depan punya rencana kebutuhan yang 5 Gigawatt,” kata Dilo. Ini akan digunakan untuk berbagai proyek, seperti pengoperasian smelter, pengembangan industri hilir (downstream), pembangunan infrastruktur, serta mendukung pengurangan emisi karbon melalui peningkatan penggunaan energi baru terbarukan (EBT).
Tingkatkan Kualitas SDM
Dilo mengungkapkan MIND ID secara masif akan mengadakan pelatihan vokasi guna memberikan keterampilan dan pengetahuan praktis yang dapat diterapkan langsung di industri atau pekerjaan tertentu. Nantinya perusahaan bakal menggandeng Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sehingga para alumnus memilki sertifikasi kompentsi tenaga kerja di Indonesia.
"Kita ada vokasi, Freeport saya minta untuk buat vokasi, Bukit Asam saya minta untuk buat vokasi. Nantinya kita pakai standar BNSP," tutur Dilo.
Dilo menegaskan bahwa hilirisasi dan industrialiasi ini tidak lain untuk memberikan nilaitambah sehingga menghasilkan dampak dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Dengan mensukseskan hilirisasi di industri pertambangan, Indonesia mampu meningkatkan kinerja ekonomi daerah dan nasional melalui penciptaan lapangan kerja baru serta meningkatkan nilai komoditas mineral dan batubara.
Untuk diketahui, di tahun ini , MIND ID telah meraih posisi ke-9 di Indonesia dan peringkat ke-43 di Asia Tenggara dalam daftar Fortune 500 Southeast Asia. MIND ID beroperasi di 17 provinsi di Indonesia dan kini menempati peringkat keempat sebagai produsen bijih nikel terbesar di dunia, pemilik tambang emas terbesar, pemain tembaga ketiga, serta produsen timah terbesar kedua di dunia.
Baca Juga: Perusahaan Tambang ini Dukung Program Makan Bergizi Gratis Pemerintahan Prabowo
Dengan portofolio smelter yang kuat dan langkah strategis yang ambisius, MIND ID optimistis dapat mewujudkan visinya menjadi pemimpin global dalam ekosistem baterai kendaraan listrik dan menembus daftar Fortune Global 500 dalam waktu dekat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: