Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Wakil Bappenas: Posisi Indonesia Strategis untuk Jadi Pusat Industri Baterai Dunia

        Wakil Bappenas: Posisi Indonesia Strategis untuk Jadi Pusat Industri Baterai Dunia Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas Febrian Alphyanto Ruddyard menjelaskan bahwa saat ini pihaknya bersama World Resources Institute (WRI) tengah menyusun dokumen peta jalan dekarbonisasi industri nasional yang menjadi bagian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.

        Hal ini diungkapkan oleh Febrian dalam Conference of the Parties (COP29) di Baku, Azerbaijan, pada sesi diskusi bertajuk “Charting Indonesia Forward as a Green Global Battery Hub”, Jumat (15/11). Bertempat di Pavilion Indonesia, diskusi ini menjadi langkah strategis Indonesia memperkuat posisi sebagai pemain global dalam transisi energi hijau, salah satunya sebagai pusat baterai hijau dunia.

        Baca Juga: Planet Carbon: Perusahaan Rintisan Hijau Baru yang Siap Dukung Indonesia Capai Net Zero Emission

        "Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis untuk menjadi pusat industri baterai dunia melalui proses produksi yang berpegangan pada standar-standar environmental, social, and governance,” ucap Febrian dalam keterangan resmi Selasa (19/11/2024).

        Febrian menerangkan peta jalan dekarbonisasi industri nasional berupaya untuk menjawab tantangan besar yang dihadapi industri nikel Indonesia. Selama 10 tahun terakhir, kebijakan hilirisasi berhasil meningkatkan pendapatan sektor nikel sebesar dua kali lipat.

        Namun, sektor ini juga menjadi penyumbang signifikan emisi gas rumah kaca. Peta jalan ini ditargetkan membantu pemerintah dalam mencapai Visi Indonesia Emas 2045, yaitu menjadi negara maju dan mencapai net zero emissions.

        Sementara itu, Direktur Energi di World Resources Institute Jennifer Layke menerangkan bahwa dalam peta jalan ekarbonisasi industri, nikel ini tidak hanya dirancang untuk memperkuat posisi Indonesia dalam transisi energi hijau, tetapi juga memastikan pembangunan berkelanjutan dan inklusif.

        “Meningkatkan skala penyimpanan energi merupakan kunci pencapaian target transisi energi global. Pada COP29, diusung salah satu target untuk membangun penyimpanan energi sebesar 1,500GW pada 2030 atau kenaikan 6 kali lipat dari 2022. Indonesia dapat mengambil peran sebagai produsen baterai dunia dengan tetap memitigasi dampak iklim, lingkungan, dan sosial yang ditimbulkan,” tutup Jennifer.

        Implementasi peta jalan dekarbonisasi nasional terbagi tiga fase yakni inisiasi,akselerasi, dan ekspansi. Pada fase inisiasi, fokus utamanya riset, perencanaan, dan pembuatan kebijakan terkait infrastruktur Energi Baru Terbarukan (EBT) di wilayah industri nikel.

        Lalu, fase akselerasi menargetkan pembangunan sistem transmisi listrik dan penyimpanan energi yang terhubung dengan sumber EBT. Terakhir, fase ekspansi memperluas adopsi pembangkit EBT dan teknologi rendah karbon dalam proses produksi di smelter nikel dan pabrik baterai, mendorong Indonesia menjadi pusat baterai hijau dunia.

        Sebagai langkah strategis dalam menjawab tantangan global dan nasional, peta jalan ekarbonisasi industri, nikel ini tidak hanya dirancang untuk memperkuat posisi Indonesia dalam transisi energi hijau, tetapi juga memastikan pembangunan berkelanjutan dan inklusif.

        Baca Juga: Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040

        “Sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia berpeluang besar memaksimalkan potensi ini. Namun, kita harus memastikan pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan sejalan dengan komitmen nasional untuk menekan dampak lingkungan, khususnya emisi GRK. Dengan pendekatan yang berkelanjutan, kita dapat mencapai pertumbuhan ekonomi dan tetap memenuhi tujuan iklim nasional,” tutup Direktur Sumber Daya Energi, Mineral dan Pertambangan Kementerian PPN/Bappenas Nizar Marizi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: