Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tanda Kebangkitan Industri Tekstil Jabar: Sarung Tenun Majalaya Ukir Sejarah

        Tanda Kebangkitan Industri Tekstil Jabar: Sarung Tenun Majalaya Ukir Sejarah Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Sarung Majalaya berhasil mencetak rekor dunia untuk penggunaan sarung tenun oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) terbanyak. 

        Sebanyak 41.000 ASN dari 27 provinsi di Indonesia ikut berpartisipasi dalam acara ini, termasuk ASN dari Pemda Provinsi Jawa Barat, Pemda Kabupaten/Kota, serta instansi lainnya seperti Bank Indonesia, OJK, dan berbagai pihak terkait lainnya.

        Baca Juga: WJEF 2024, Kolaborasi BI Jabar dan Pemprov Dorong Transisi Energi dan Ekonomi Hijau Berkelanjutan

        Acara yang disaksikan langsung secara daring oleh Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin yang berada di Bogor, ini menjadi momen bersejarah. 

        "Alhamdulillah, barusan pihak MURI melakukan penilaian dan memberikan apresiasi bahwa ini bukan hanya rekor Indonesia, tetapi rekor dunia. Ini adalah pertama kalinya di dunia ada 41.000 ASN yang memakai sarung tenun," kata Sekda Jawa Barat, Herman Suryatman kepada wartawan usai mengikuti kegiatan "Pemecahan Rekor MURI dengan Ikrar Bangga Buatan Indonesia" di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (23/11/2024).

        Herman mengatakan dengan pencapaian ini, sarung tenun Majalaya tidak hanya diakui sebagai produk lokal yang berkualitas, tetapi juga semakin memperkuat identitas budaya dan potensi ekonomi daerah.

        Tak hanya itu, sarung tenun Majalaya, yang berasal dari Jawa Barat, diharapkan bisa menjadi ikon nasional dan mendunia. 

        “Mudah-mudahan sarung tenun Majalaya ini bisa menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat Jawa Barat dan Indonesia, serta memotivasi lebih banyak orang untuk memakai sarung tenun yang nyaman dan murah ini,” ungkapnya.

        Sarung tenun Majalaya, yang dikenal dengan kualitasnya yang nyaman dan harga yang terjangkau, mendapat apresiasi tinggi dari para peserta acara. 

        “Saya memakai sarung tenun Majalaya sejak pagi, dan memang rasanya sangat nyaman. Harganya pun sangat terjangkau. Sarung ini murah, tapi tidak mengurangi kenyamanan. Saya sangat menganjurkan untuk segera membeli sarung tenun Majalaya,” jelasnya.

        Baca Juga: PHE ONWJ-Dinas Kehutanan Jabar Sepakati Kerjasama Rehabilitasi Lahan di Pesisir Pantai Utara Jabar

        Lebih lanjut, Herman juga menyebutkan bahwa sarung tenun Majalaya tidak hanya berfungsi sebagai sarung, namun juga dapat didiversifikasi menjadi produk lain seperti blazer dan berbagai hiasan lainnya.

         “Ini adalah momentum yang tidak boleh disia-siakan. Kita akan terus mendorong agar sarung ini dapat dimanfaatkan lebih luas, baik untuk keperluan pribadi maupun industri kreatif lainnya,” katanya.

        Sekda Jabar juga menyampaikan bahwa Kementerian Perdagangan dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Jawa Barat terus mendukung perkembangan industri sarung tenun Majalaya. 

        Baca Juga: Abaikan Soal Krisis Iklim, Aktivis Kecewa dengan Debat Pilgub Jabar 2024

        "Kami mendorong para pelaku industri di Jawa Barat, terutama yang baru merintis, untuk terdaftar di sistem informasi industri yang telah disediakan oleh Kementerian Perdagangan,” tegasnya

        Adapun, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat, Noneng Komara Nengsih mengatakan pelaku industri di Majalaya juga terus berinovasi, termasuk pemanfaatan limbah sarung yang telah meraih juara dalam kompetisi Mission Plan di Washtrap Sona. 

        "Kami juga sedang mengembangkan pasar ekspor ke beberapa negara, seperti Afrika, Timur Tengah, dan ASEAN, karena peminatnya cukup banyak dan daya belinya masih tinggi," imbuhnya 

        Meski pasar tekstil global saat ini tengah mengalami penurunan akibat pelambatan ekonomi dunia, ia mengaku optimis bahwa sarung Majalaya dapat terus berkembang. Permintaan untuk produk ini di dalam negeri juga diperkirakan akan terus meningkat, mengingat pasar domestik yang besar dengan lebih dari 220 juta penduduk Indonesia.

        Sarung Majalaya tidak hanya terkenal karena kualitas dan kenyamanannya, tetapi juga karena harganya yang terjangkau dan keunikan produksinya. 

        “Sarung Majalaya adalah produk lokal yang murah dan nyaman, dan kami berharap ini menjadi peluang besar untuk mengembangkan industri tekstil dalam negeri,” katanya.

        Noneng menyebutkan sebagai bagian dari upaya penguatan industri lokal, Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga mendorong para pelaku usaha untuk menggunakan akun SINAS, yang memberikan berbagai kemudahan dalam proses izin dan pengembangan usaha. 

        Baca Juga: Era Prabowo, Belgia Tak Sabar Kolaborasi Bareng Indonesia

        "Dengan akun SINAS, pelaku industri mendapatkan banyak keuntungan, seperti sertifikasi halal dan P3DN, yang tentunya akan mempercepat perkembangan usaha mereka," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: