PT PLN (Persero) sukses meningkatkan persentase jumlah manajemen perempuan dari 16% menjadi 18% tahun ini. Ini merupakan bukti komitmen PLN dalam mendukung pengarusutamaan gender selaras dengan nilai Environmental, Social, and Governance (ESG).
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) RI, Arifatul Choiri Fauzi, menjelaskan bahwa hal ini sejalan dengan program Asta Cita yang didorong oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai prioritas kinerja Kementerian PPA selama 5 tahun ke depan.
Baca Juga: Di EC 2024, Komut PLN Jabarkan Strategi Jitu Tarik Investasi Hijau untuk Transisi Energi
"Hal tersebut merupakan komitmen peranan kami di pemerintah saat ini, terutama dalam meningkatkan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender dan penguatan peran perempuan pada tingkat kepemimpinan," ujar Arifah dalam diskusi Women's Leadership Driving ESG: Empowering Women in Corporate Leadership pada acara CEO Insight di Jakarta, Selasa (26/11).
Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Sosial dan Budaya Kementerian PPA, Eko Novi Ariyanti Rahayu Damayanti, menambahkan bahwa upaya untuk mencapai tujuan kesetaraan gender bukanlah hal yang mudah. Eko mengungkapkan bahwa sejak tahun 2000, pengarusutamaan gender terus digaungkan.
Meski begitu, dibutuhkan upaya luar biasa secara berkelanjutan agar hal ini bisa tercapai. Untuk itu, Eko mendorong agar semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha, hingga peran media masih sangat dibutuhkan untuk mengimplementasikan kesetaraan gender di Indonesia.
“Kami berterima kasih kepada PLN yang sudah memasukkan strategi pengarusutamaan gender menjadi salah satu bagian dari strategi PLN. Ini bisa menjadi praktik baik juga untuk perusahaan-perusahaan lain. Jadi, proses menuju kesetaraan gender bukan hal yang mudah dan bukan sesuatu yang bisa dilakukan dengan cepat. Memerlukan proses yang panjang serta mengubah pola pikir,” kata Eko.
Baca Juga: Menuju Masa Depan Hijau, PLN EPI Strategikan Perubahan Energi untuk Net Zero Emission
Sementara itu, Direktur Utama PLN Enjiniring yang juga Ketua Harian Srikandi PLN, Chairani Rachmatullah, menyampaikan bahwa saat ini jumlah karyawan PLN mencapai 56 ribu. Dari total tersebut, 20% di antaranya tercatat merupakan pegawai perempuan.
PLN juga berhasil meningkatkan persentase kepemimpinan perempuan yang memegang jabatan di PLN Group. Dari 16% kini sudah mencapai 18%.
Kemudian, dari sisi Nominated Talent (Penetapan Talenta Ternominasi) sebagai calon pemimpin, PLN berhasil meningkatkannya dari 22% menjadi 30%.
“Jadi, kita sudah punya, katakanlah, stok calon pemimpin perempuan yang cukup, sehingga nanti kepemimpinan bisa diwarnai oleh pemimpin-pemimpin perempuan yang memenuhi standar,” ucap Chairani.
PLN, kata Chairani, sangat mempercayai bahwa kontribusi perempuan dalam perusahaan dapat meningkatkan performa kinerja perusahaan secara lebih positif dan signifikan.
“Perempuan itu punya kemampuan nurturing yang lebih baik, saya rasa. Itu manfaat yang diambil oleh korporasi apabila ada pemimpin perempuan di dalamnya. Perempuan biasanya tanpa lelah terus memastikan semua berada di jalurnya, semuanya maju bersama-sama,” tutur Chairani.
Atas pencapaian ini, PLN tahun lalu diganjar penghargaan tertinggi sebagai perusahaan listrik dengan ESG risk rating terbaik di ASEAN tahun 2023. Secara global, PLN menempati posisi ke-4 dunia dalam Risk Rating ESG dengan skor 30,3, hanya terpaut 9 poin dari peringkat pertama.
Baca Juga: PLN EPI Dukungan Transisi Energi, Cofiring Biomassa Jadi Pendongkrak Bauran Energi Nasional
“Jadi, kalau ditanya apakah ada hubungan perbaikan kinerja dengan adanya pemimpin perempuan, saya percaya iya, karena perempuan biasanya lebih detail, lebih teliti, dan terus mengawal, mengawasi, serta memastikan sampai target tercapai,” tutup Chairani.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar