Potensi Kerja Sama Ekonomi RI-Kanada di Sektor Energi Bersih, Pangan, hingga Teknologi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Delegasi Bisnis Kanada yang tergabung pada Canada-ASEAN Business Council (CABC) yang masih dalam rangkaian kunjungan Tim Misi Dagang Kanada (Team Canada Trade Mission-TCTM) ke Indonesia di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (3/12/2024).
Pertemuan antara Delegasi Bisnis Kanada yang dipimpin Wayne Farmer, Presiden CABC, dan dihadiri oleh 9 perwakilan perusahaan Kanada diantaranya yakni Sun Life Financial, CG Wellington Inc, TISEC Inc, Natural Resources Canada, Concordia University, AtkinsRealis, dan perusahaan besar Kanada lainnya bersama Menko Airlangga memusatkan perhatian pada prioritas pemerintahan baru dan potensi kerja sama kedua negara di sektor strategis.
Baca Juga: DPR Dukung Program Strategis Pertamina 2025: Selaras Asta Cita Prabowo
Melansir dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Menko Airlangga menyampaikan Pemerintah Indonesia sangat terbuka untuk menerima delegasi bisnis negara mitra pada upaya penguatan kerja sama di sektor ekonomi.
Presiden Farmer menyoroti fokus sektor swasta Kanada ingin bekerja sama secara intensif dengan Indonesia pada sektor energi bersih termasuk energi nuklir sebagai pembangkit listrik, ketahanan pangan dan pertanian, serta e-commerce dan artifical intelligence (AI).
Pada sektor energi bersih, CABC menyatakan kesiapan untuk membantu mempercepat transisi energi di Indonesia. Kanada menawarkan kolaborasi untuk pengembangan energi terbarukan, dan penggunaan energi nuklir sebagai pembangkit listrik.
“Kami memiliki pengalaman yang luas dalam pengelolaan energi nuklir, dan senang dapat bermitra dengan Indonesia untuk peningkatan kapasitas dalam mengelola keamanan energi nuklir dan operasionalisasi nuklir sebagai pembangkit listrik,” ungkap Presiden Farmer. CABC juga menyatakan siap mendukung ASEAN dalam memanfaatkan energi nuklir sebagai bagian dari upaya bersama untuk mencapai tujuan dekarbonisasi global.
Menanggapi hal tersebut, Menko Airlangga menyambut baik tawaran Kanada untuk bermitra pada pengembangan PLTN pertama di Indonesia. “Indonesia saat ini telah memiliki lokasi untuk pengembangan PLTN pertama yaitu di Kalimantan Barat melalui teknologi SMR, kami senang jika Kanada dapat melakukan kajian kelayakan (feasibility study) di Indonesia,” ujar Menko Airlangga.
Sebagai tambahan, Menko Airlangga menyatakan minatnya untuk mengirimkan delegasi Indonesia guna mempelajari teknologi SMR dan peningkatan kapasitas operasionalisasi PLTN.
Pada sektor energi bersih, Menko Airlangga menawarkan sejumlah potensi kerja sama antara lain energi surya dan hydro energy di Jawa Barat, energi panas bumi (geothermal energy) di Sulawesi dan Jawa, hingga energi angin di Sulawesi.
Pada sektor pangan dan pertanian, CABC mendukung penyediaan pangan dan produk pertanian yang di kawasan Asia Tenggara dan berkomitmen untuk mengoptimalkan potensi pertanian di Indonesia untuk mencapai ketahanan pangan melalui peningkatan kapasitas pertanian dan mempelajari teknologi pertanian.
“Pemerintah terbuka jika Kanada membantu program ketahanan pangan Indonesia dan peningkatan teknologi pertanian untuk peningkatan produktivitas,” jawab Menko Airlangga.
Selain itu, pihak CABC melihat peluang besar dalam e-commerce, artifical intelligence (AI), dan infrastruktur pendukung teknologi tinggi, yang diperkirakan memiliki dampak positif bagi ekonomi Indonesia.
Menko Airlangga memandang sektor ekonomi digital Indonesia menjadi salah satu kontributor utama dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% kedepannya. “Ekonomi digital Indonesia saat ini bernilai USD90 miliar dan diperkirakan akan mencapai USD120 miliar pada tahun 2025,” ujar Menko Airlangga.
Menko Airlangga juga mengatakan bahwa Indonesia dan Kanada sudah menyelesaikan perjanjian Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA).
Dengan ICA-CEPA, ekosistem investasi di Indonesia kurang lebih sudah setara dengan apa yang diharapkan oleh investor di Kanada, apalagi Indonesia merupakan negara dengan ekonomi digital terbesar di ASEAN.
Turut hadir pertemuan tersebut, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Plt. Deputi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Edi Prio Pambudi, dan Plt. Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Ali Murtopo Simbolon, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, dan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik Irwan Sinaga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya