Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Japfa Comfeed (JPFA) Melesat Berkat Program Makan Bergizi Gratis, Target Saham Ikut Naik

        Japfa Comfeed (JPFA) Melesat Berkat Program Makan Bergizi Gratis, Target Saham Ikut Naik Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) semakin mengukuhkan posisinya dalam industri pangan nasional dengan partisipasinya di program Makan Bergizi Gratis (MBG). Keikutsertaan ini tak hanya memperkuat citra Perseroan sebagai mitra strategis pemerintah, tetapi juga mendongkrak proyeksi sahamnya yang kini ditargetkan lebih tinggi.

        Sebagai perusahaan swasta pertama yang mendanai uji coba program ini, Japfa menunjukkan komitmennya dalam menyediakan solusi protein berkualitas. Uji coba program MBG pun telah dilaksanakan di Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dengan harga paket makanan bergizi sebesar Rp12.000.

        Namun, seiring perubahan anggaran program yang ditetapkan sebesar Rp10.000 per paket, Japfa akan melakukan penyesuaian harga untuk memastikan keberlanjutan program. Program MBG sendiri diproyeksikan akan menjangkau hingga 82,9 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.

        Baca Juga: 50 Tahun Tetap Eksis, Japfa Ungkap Strategi Bertahan Hingga 50 Tahun

        Melihat potensi besar tersebut, analis NH Korindo Sekuritas Indonesia, Ezaridho Ibnutama, memperkirakan Japfa akan segera mendapatkan kontrak business to government (B2G) yang signifikan.

        “Dengan kolaborasi antara JPFA dan pemerintahan Prabowo untuk mengimplementasikan uji coba program makan bergizi gratis, JPFA diperkirakan bakal memperoleh kontrak B2G yang signifikan dalam waktu dekat,” tulis Ezaridho dalam risetnya.

        Sementara itu, kinerja keuangan Japfa pada periode Januari-September 2024 mencatatkan peningkatan yang mengesankan. Penjualan bersih mencapai Rp41,28 triliun, naik 9,3% secara tahunan (yoy).

        Segmen peternakan komersial tetap menjadi kontributor terbesar dengan porsi 40,7%, disusul oleh pakan ternak 26,32%, pengolahan unggas dan produk konsumen 15,25%, akuakultur 8,35%, pembibitan unggas 5,7%, serta perdagangan dan lainnya 3,68%.

        Baca Juga: Inggris Saja Akui Program Makan Bergizi Gratis dari Prabowo Ide Menarik

        Efisiensi operasional yang lebih baik juga berkontribusi pada kinerja positif ini. Kenaikan beban pokok penjualan hanya sebesar 4,68% yoy menjadi Rp33,34 triliun, sementara biaya bahan baku meningkat 2,7% yoy menjadi Rp26,76 triliun.

        Langkah efisiensi tersebut didukung oleh perubahan SOP, harga jagung yang lebih rendah, dan digitalisasi operasional, yang menghasilkan gross profit margin (GPM) lebih tinggi, yakni 19,24% dibandingkan 15,68% pada periode yang sama tahun lalu.

        “Laba kotor melonjak 125,8% yoy menjadi Rp2,25 triliun, diikuti peningkatan net profit margin (NPM) menjadi 5,44% dari sebelumnya 2,63%,” jelas Ezaridho.

        Dengan prospek bisnis yang menjanjikan, NH Korindo Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy untuk saham JPFA, sekaligus menaikkan target harganya dari Rp2.100 menjadi Rp2.500. Target ini mencerminkan valuasi price-to-earnings (P/E) sebesar 10 kali dari rata-rata tiga tahun terakhir, yang sekaligus memperkuat optimisme terhadap masa depan bisnis Japfa.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Belinda Safitri
        Editor: Belinda Safitri

        Bagikan Artikel: